Mohon tunggu...
Hari Aji Rahmat P
Hari Aji Rahmat P Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK

Bapak dari Ibrahim wa Musa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisis Konflik Timur Tengah dan Nabok Nyilih Tangan

6 Desember 2015   06:29 Diperbarui: 6 Desember 2015   09:19 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik di Irak, Suriah, dan Yaman serta negara-negara timur tengah  dalam kurun tiga decade terakhir bukanlah sebuah tampilan template perang tanpa master plan. Template perang yang seringkali disandingkan dengan Timur Tengah serta negara-negara  Islam bukanlah perang yang memang muncul dari niat umat Islam namun lebih dari itu ternayata dibalik itu ada pihak-pihak yang sengaja menginginkan menghancurkan umat Islam lewat tangan orang lain atau bisa diistilahkan “nabok nyilih (pinjam)tangan” (mencelakakan orang lain, biasanya untuk tujuan tertentu, tetapi seolah-olah orang lainlah yang melakukan. Praktik seperti ini biasanya terjadi dalam politik, di mana untuk menjaga citra, rezim yang berkuasa malu-malu untuk menyingkirkan lawan politiknya, maka ia menggunakan 'tangan' orang lain.)

Yang menjadi pertanyaan sekarang, tangan siapa yang dipinjam dan siapa sutradaranya?

Di akhir perang dunia kedua dan decade setelahnya banyak negara-negara Islam Arab yang mulai menata diri. Bekas-bekas penjajahan bangsa barat (baca eropa) masih terasa. Dari sini banyak muncul pemimpin-pemimpin dengan tangan baja serta muncul pula milisi-milisi bersenjata. Mulai dari milisi Syiah Hizbulloh yang berpusat di Libanon, milisi Syiah Hutsi di Yaman, serta loyalis Assad Syiah Nusyairiyah. Selain munculnya milisi syiah muncul pula milisi macam Al Qaida dan turunannya, serta yang terbaru Daisy atau ISIS.

Sungguh aneh memang jika ditelisik lebih dalam apa pentingnya sehingga dimunculkan  milisi-milisi radikal macam mereka, padahal pada waktu itu negara-negara Islam sudah tidak dalam posisi melawan penjajah eropa?

Hipotesis : Mereka milisi Syiah (Hizbullah,Hutsi,Nusyairiyyah), Al Qaeda serta Daisy sengaja disiapkan untuk menghancurkan dan memecah belah umat Islam, dengan istilah “nabok nyilih tangan”, mari kita buktikan!

Grand desain dengan “Template Perang Timur Tengah”, dimulai sejak diberikannya perlindungan Khumaini oleh Perancis, mempersiapkannya dan mendatangkannya dengan pesawat khusus dari Perancis untuk mengkudeta Syah Penguasa Iran kala itu dan membentuk pemerintahan Rezim Mullah Syiah Rafidhah di wilayah tersebut mulai membenturkan Syiah dengan Sunni dan sebaliknya, dari situ bermula secara tiba-tiba munculah apa yang dinamakan revolusi Syiah di negara Iran dengan sokongan negara-negara barat. Dari Revolusi Iran inilah  terinspirasi munculnya milisi-misi Syiah di beberapa negara. Mulai dari “Hizbulloh” di Lebanon, “Hutsi” di Yaman, serta “Nusyairiyah” di negara Suriah.  

“Hizbulloh” di Lebanon, “Hutsi” di Yaman, serta “Nusyairiyah” di negara Suriah merupakan aliansi milisi bersenjata yang satu dengan yang lain saling membantu. Beberapa konflik Sipil  di Timur Tengah seperti di Palestina pun ternyata berawal dari provokasi milisi “Hizbulloh”. Singkat cerita ketika itu “Hizbulloh” menyerang  kota-kota di negara Israel dengan dalih “solidaritas Islam”  dan seketika itupula balasan bertubi tubi dari militer Israel membunuhi kaum Muslimin yang ada di Palestina. Satu bangunan Israel hancur ratusan jiwa palestina terciderai, wajarkah?

Tahapan selanjutnya beriringan dengan munculnya kelompok milisi Syiah, muncul pula kelompok radikal Al Qaidah, sebagai gerakan dengan basis dana dan militansi yang diluar dugaan. Siapa Al Qaidah? Al Qaidah awalnya bukanlah nama kelompok yang dikenal di dunia miltan Islam, bahkan kemunculannya dipertanyakan sejak kapan, yang jelas dari beberapa sumber dikatakan kemunculan benih Al Qaidah bermula dari perang Afghanistan.

 Di saat terjadi konflik bersenjata antara Mujahidin Afghan dengan penjajah Unisoviet, munculah rencana Osama mengumpulkan kelompok-kelompok yang sealiran dengannya untuk membentuk apa yang sekarang dinamakan Al Qaidah. Dan basis perjuangan kelompok ini diperluas, yang sebelumnya hanya terfokus di Afghanistan, sejak saat itu mulai menargetkan seluruh belahan dunia sebagai target perjuangan.

Dari sisi kemunculan Al Qaidah banyak yang menduga mereka dulunya milisi-milisi asing dari berbagai negara  yang pernah mendapatkan sokongan pelatihan, dana dan persenjataan dari Amerika Serikat, yang waktu itu berkecamuk perang dingin (AS dan Unisoviet).

Satu hal yang aneh dari kemunculan Al Qaidah adalah perjuangannya? Apa yang mereka perjuangkan, padahal Afghanistan telah memeroleh kemenangan atas Unisoviet?

Pada kenyataanya dapat dipahami negara-negara manapun yang menerima dan menyambut mereka seolah akan menjadi area perang baru sebagai contoh, apa yang terjadi di Afghanistan Sudan, Somalia, Nigeria .

Seperti yang pernah dikatakan dijudul awal, musuh-musuh negara Islam, benar-benar memanfaatkan kelompok ini untuk menciptakan konflik terbuka di wilayah-wilayah yang dimasukinya. Sebagai contoh mereka pernah memasuki Sudan dan melakukan berbagai aksi pengeboman di era tahun 1995, sebagai dampak aksinya Osama dideportasi dari negera tersebut dan memutuskan kembali ke Afghanistan di  tahun 1996, apa yang mereka perbuat di sana? Awal rencana jahat disiapkan tangan-tangan jahat pada 11 September yang nantinya hanya sebagai dalih tuduhan terorisme terhadap Islam dan Muslim Sunni. Kemudian operasi mereka pindah ke Irak, sampai berhasil diduduki secara sempurna dengan dalih adanya senjata kimia yang dimiliki.

Dalam berbagai rilis pernyataan, Al Qaedah mengaku sebagai dalang pelaku? Namun dari banyak bukti yang terungkap ada pihak-pihak lain yang lebih kuat dari sekadar Al Qaedah yang pantas sebagai pelakunya, siapakah mereka?

Coba renungkan dengan dalilh mencari Osama bin Laden, negara Muslim dengan nama Afghanistan pun diobok-obok AS dan sekutunya. Jutaan umat Islam meninggal belum lagi efek social yang sungguh luar biasa mengerikan. Banyak anak menjadi yatim, banyak  perempuan Islam di koyak kehormatannya. Siapa yang diuntungkan Islamkah atau….?

Pada akhirnya dunia paham bahwasanya Al Qaedah   memasang misi kudeta dan chaos  di negara-negara Islam Sunni namun tidak dengan negara-negara Syiah seperti Iran dan Libanon. Belum pernah ada kabar berita Iran di Bom oleh Al Qaedah, padahal secara letak geografis keberadaan Iran lebih dekat dengan markas-markas Al Qaedah di Timteng (Afghanistan, Irak, dan Pakistan). Benarkah ada hubungan gelap Al Qaedah dengan negara Iran untuk melemahkan negara muslim Sunni?

Dikutip dari Laman Al Arabiya, Selasa (22/9) telah ditemukan dokumen rahasia di tempat kematian Osama bin Laden: dari dokumen itu diketahui bahwasanya Al Qaedah aktif di dalam Iran pada periode simbilan puluhan yaitu selama kehadiran para pemimpin kelompok tersebu di Sudan. Karena itulah konsolidasi Iran-Sudan terjalin. Menambahkan pula ahli kontra terorisme Paul Krishnak mengatakan bahwa pembekuan keuangan enam pemimpin Al Qaedah di Iran akhir-akhir ini membuktikan bahwasanya Iran memerankan perananan penting di dalam pembiayaan Al Qaedah.

Kembali dengan istilah nabok nyilih tangan (menghajar pinjam tangan), keberadaan Al Qaidah di negeri-negeri Islam merupakan salah satu alasan negara-negara barat melakukan operasi militer di negara-negara tersebut. Somalia, Nigeria, Afghanistan adalah contohnya.  Belum lagi sejak peristiwa pengeboman WTC Islam oleh Al Qaedah munculah Islam Phobia di sejumlah negara Barat. Meski pada kenyataannya karena peristiwa ini juga banyak masyarakat eropa mulai penasaran dan belajar apa itu agama Islam?

Tahap selanjutnya setelah mulai pudarnya pesona Al Qaedah dimunculkanlah Arab Spring, sehingga tumbanglah sejumlah diktator timur tengah  dan suburlah milisi-milisi radikal yang sebagiannya berafilisasi dengan Al Qaidah. Benarkah Arab Spring suatu kebetulan atau sengaja dideain? Mari kita buktikan!

Kebangkitan dunia Arab atau Musim Semi Arab (bahasa Inggris: The Arab Spring; bahasa Arab: الثورات العربية, secara harafiah Pemberontakan Arab) adalah gelombang revolusi unjuk rasa dan protes yang terjadi di dunia Arab. Sejak 18 Desember 2010, telah terjadi revolusi di Tunisia dan Mesir;perang saudara di Libya; pemberontakan sipil di Bahrain, Suriah, and Yaman;protes besar di Aljazair, Irak, Yordania,Maroko,dan Oman, dan protes kecil di Mauritania, Arab Saudi,] Sudan,dan Sahara Barat. Kerusuhan di perbatasan Israel bulan Mei 2011 juga terinspirasi oleh kebangkitan dunia Arab ini. Protes ini menggunakan teknik pemberontakan sipil dalam kampanye yang melibatkan serangan, demonstrasi, pawai, dan pemanfaatan media sosial, seperti Facebook, Twitter, YouTube, dan Skype, untuk mengorganisir, berkomunikasi, dan meningkatkan kesadaran terhadap usaha-usaha penekanan dan penyensoran Internet oleh pemerintah. Banyak unjuk rasa ditanggapi keras oleh pihak berwajib,serta milisi dan pengunjuk rasa pro-pemerintah. Slogan pengunjuk rasa di dunia Arab yaitu Ash-sha`b yurid isqat an-nizam ("Rakyat ingin menumbangkan rezim ini").

Dari kesemuanya itu lima negara yang benar-benar terkena dampak besar dari aksi unjuk rasa tersebut, di anataranya adalah Tunisia, Mesir, Libia, Yaman, dan Suriah

Dari Tunisia arab spring dikobarkan dan berdampak mundurnya presiden Tunisia yang telah menjabat puluhan tahun. Di Mesir Arab Spring menimbulkan lebih banyak korban, dan kebanyakan korbannya adalah para aktivis IM. Di Libia Arab Spring, yang juga didukung oleh AS dan juga militant-militan radikal berhasil menciptakan kondisi yang lebih carut marut dibandingkan masa sebelum Arab Spring. Di Yaman, Arab spring berhasil menggulingkan presiden Abdulloh Salleh, dan memilih Abdol Hadi sebagai presiden. Yang paling parah dari Arab Spring adalah yang terjadi di Suriah, di Suriah perlawanan rakyat terhadap Bassar al Assad adalah perlawanan yang mencampuradukkan semua motif untuk berperang. Seperti diketahui dunia, suriah adalah negara dengan mayoritas Sunni namun justru ekstrimis Syiah Nustairiyah lah yang berkuasa. Dengan dalih mempertahankan hegomoni kekuasaan Hafidz al Assad kemudian dilanjutkan oleh anaknya Bashar Al Assad melakukan berbagai cara termasuk penindasan dan pemusnahan masal. Bayangkan dengan kekuatan Syiah yang hanya kurang dari 30% mampu mengambil kuasa atas mayoritas sunni yang mencapai 70%.

Tidak sampai di sini makar-makar “musuh Islam”, mereka selanjutnya membentuk ISIS Daisy dan mempersenjatai mereka melalui agen-agen Iran dan melucuti tentara Irak dari senjata mereka. (Sebagaimana diketahui Nouri Al Maliki seorang perdana mentri Irak dari kalangan ekstrim Syiah Rafidhah -sebelum dia turun jabatan-, dialah yang punya andil besar membentuk satu pasukan besar yang disebut ISIS atau Daisy atau  Daulah Islamiyah, dan dialah yang memerintahkan pasukan Iraq untuk menarik diri dari wilayah Propinsi Nainawa karena munculnya ISIS ini.)

Kemudian melebarkan gurita ke Yaman melalui tangan para pengkhianat Syiah Rafidhah Houthi dan presiden terguling Ali Abdullah Saleh. Namun Allah memberikan ilham kepada Raja Kerajaan Arab Saudi Penjaga Dua Tanah Suci dan para pemimpin negara Teluk Gulf Cooperation Council (GCC) dengan meluncurkan paket badai untuk menyelamatkan Yaman dan pemerintahnya yang sah serta mengeliminasi bahaya yang mengancam negara-negara Teluk. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalikan senjata musuh-musuh kita kepada mereka sehingga mereka binasa dengan menanggung marah. Allah lah tempat meminta pertolongan.

Sisi keanehan ISIS atau Daisy

Ketika pasukan Al Jaisy Al Hurr (Pasukan independen, Free Syrian Army, FSA) Suriah mulai menang, muncul Daisy ISIS untuk menghentikan kemenangan mereka atas pemerintah Suriah yang dipimpin seorang Syiah Nushairi Basyar Al-Asad. ISIS mengepung wilayah yang berhasil dikuasai Jaisy Al-Hurr dari satu arah dan Pasukan Basyar Al-Asad mengepung dari arah lain.

Meskipun sebenarnya satu sisi disayangkan pihak rakyat Suriah yang meneriakkan jihad saat mereka belum mempunyai kemampuan sehingga akibatnya banyak kaum muslimin menjadi koban dan tertumpahkan darahnya seperti sekarang ini, baik karena kekejaman tentara Basyar Al-Asad yang didukung Garda Revolusi Iran, Hizbullah Libanon, dan Rusia, atau karena kekejaman ISIS Daisy, ataupun meninggal karena terkatung-katung ketika berusaha mengungsi. Mereka mengikuti provokasi para tokoh ikhwani dan sururi, dan tidak mengedepankan bimbingan ulama kibar dalam menghadapi kekejaman Basyar Al Asad dengan tetap menjaga jiwa, kehormatan, dan agama mereka. Tetapi mereka lebih memilih mengikuti provokasi yang penuh emosi dan mengedepankan hawa nafsu.

Kembali ke ISIS.. Demikian juga di Iraq. Ketika kabilah-kabilah melawan Nouri Al-Maliki Perdana Mentri dari kalangan Ekstrim Syiah Rafidhah di Iraq, dikeluarkan lah ISIS Daisy dari penjara-penjara Iraq untuk menghadapi kabilah-kabilah ini, mereka membuatkan satu bendera Daulah Islamiyah. Namun akhirnya hal ini suatu permainan yang terkuak.

Namun kenapa ISIS Daisy tidak muncul di Iran? Kenapa ISIS Daisy selalu membikin kekecauan di negeri-negeri yang menganut sunnah seperti Arab Saudi, Yaman, Bahrain, Mesir dan lainnya. Kenapa bisa ISIS Daisy dengan mudah menguasai kota-kota Iraq dan Suriah (Syam).

Sekarang setelah kemenangan-kemenangan pasukan perlawanan Pro Pemerintah Yaman yang sah yang didukung Pasukan Koalisi Negara Teluk Arab, dan demikian juga kekalahan telak yang dialami Milisi Syiah Rafidhah Hutsi dan Presiden Terguling Pro Iran, mulai muncul peledakan-peledakan bom bunuh diri ISIS Daisy di Aden, Yaman. Siapa yang mengambil manfaat dari hal itu?

Apa hubungan ISIS dan Syiah Rafidhah Hutsi? Apa hubungan ISIS dengan Ali Abdullah Shaleh? Bagaimana bisa ISIS Daisy mengaku bahwa peledakan bom bunuh diri di Aden dilakukan pihak mereka, namun secara bersamaan milisi Hutsi juga mengaku hal itu hasil perbuatan mereka. Intinya keduanya adalah seperti dua sisi mata uang, yang sama tapi beda tangan. Mereka adalah kaki tangan spionase intelejen asing yang suka masyarakat muslimin tidak bisa hidup tenang dan aman.

Istilah nabok nyilih tangan benar-benar dimanfaatkan musuh-musuh Islam. Tangan-tangan kelompok-kelompok rahasia yang tiba-tiba muncul kepermukaan dengan slogan membela Islam (baca Al Qaida dan ISIA) serta tangan-tangan kaum Syiah Rafidhah benar-benar dimanfaatkan untuk meluluhlantakkan negara-negara Islam berbasis Muslim Sunni.

Setelah era penjajahan negara barat berakhir, maka diciptakanlah template baru yakni “Perang Timur Tengah” utntuk menggantikan era kolonialisme mereka.

Wallahu a’lam bishawwab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun