[caption id="attachment_322508" align="alignnone" width="300" caption="abu di depan kos"][/caption]
Waktu persiapan berangkat menuju masjid untuk melaksanakan ibadah sholat subuh, saya dikejutkan dengan hujan abu yang cukup lumayan deras. Bahkan mata pun sempat kelilipan hujan abu tadi. Pas melihat lantai depan rumah pun nampak derai-derai debu abu vulkanis meliputi halaman depan. Iseng-iseng nanya teman tentang suara dentuman semalam, ah..ternyata benar mereka juga mendengar. Sekitar pukul sebelasan kurang, kelud erupsi lagi, dan dentumannya bahkan terdengar sampai Solo Jawa Tengah
Dan puncaknya angin menghembus membawa derai-derai abu vulkanis sampai ke kota bengawan Solo, Jawa Tengah, Subuh tadi. Iseng-iseng saya mencoba membuka google maps guna melihat seberapa jauh jarak Kelud dengan kota Solo, ternyata jaraknya cukup jauh, sekitar 216 KM jika dihitung dari arah Solo-Kediri/Malang. Jauhnya jarak Kediri-Solo, dan derasnya derai-derai debu vulkanis yang datang bisa jadi karena memang besarnya muatan yang dikeluarkan Kelud , atau bisa jadi pula karena faktor angin.
Dulu pernah juga saya merasakan derai debu vulkanis Merapi sampai ke kota Solo, namun berbeda dengan derai vulkanis Kelud kali ini. Kali ini, gunung yang mendapat julukan "sapu" dalambahasa Jawa; dalambahasa BelandadisebutKlut,Cloot,Kloet, atauKloete) adalah sebuahgunung berapidi ProvinsiJawa Timur, Indonesia, yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri,Kabupaten Blitar, danKabupaten Malang, kira-kira 27 km sebelah timur pusatKota Kediri, ini efeknya lebih dahsyat daripada erupsi Merapi beberapa waktu yang lalu. Meski jarak Kelud cukup jauh, namun nampaknya angin dari arah timurlah yang ikut membawanya sampai melewat batas Provinsi Jawa Timur menuju Provinsi Jawa Tengah.
Sebelum tulisan ini saya posting, tepat pukul 05.50 WIB, kota Solo terlihat gelap. Gelap bukan karena mendung, namun nampaknya gelap karena hujan abu vulkanis .
Doaku hari ini, “Ya Allah lancarkanlah jalannya hajatku nanti malam Ya Allah”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H