Kalau dalam seminggu sekali ia pulang butuh Rp300 ribu, sebulan Rp1.200.000,- hanya untuk biaya transportasi. Sudah semestinya pemerintah memberikan tunjangan khusus atau semacamnya untuk pahlawan pendidikan di daerah remote area.
Perjalanan yang cukup melelahkan menyebabkan enggan untuk kembali di hari yang sama. Tanggung juga rasanya sehingga bermalam adalah pilihan. Didorong pula karena ingin merasakan sensasi dingin tanah rongkong, negeri berselimut awan.Â
Malam itu menempati ruang wakasek, matraspun digelar. Bapak kasek dan beberapa guru  ikut bergabung. Sebenarnya ada mess guru di sisi bawah sekolah tapi rasanya kurang nyaman, salah satunya karena ada kuburan tua pas di depannya...
Hari kedua, melanjutkan kegiatan supervisi lalu briefing persiapan pengisian instrumen  pemetaan mutu pendidikan. Saat matahari mulai tergelincir, saatnya pamit pulang ke pangkuan "ibu pertiwi".  Ada keraguan juga untuk kembali sendiri setelah pergi bersama rombongan. Mengendarai motor matic lagi. Jika mengajak teman guru menemani pastilah ikut, tapi sayang juga karena program mengajarnya akan terganggu. Masker, sarung tangan, dan helmpun terpasang. Berangkaaat....
Belum separuh perjalanan tepatnya di penurunan tajam Makarette terjadi insiden "cium tanah air". Kemarau membuat timbunan tanah jadi debu tebal membuat laju motor tak tertahan oleh rem. Untung saja jatuh "cantik", hanya lebam di lengan kiri. Membayangkan jika terjadi hal kritis, suasana sunyi, jaringan telepon tidak ada sehingga tidak dapat meminta untuk dievakuasi. Â "Terima kasih ya Allah atas lindunganMu".
Beberapa saat kemudian perjalanan lanjut kembali. Baru sadar betapa nekatnya ke Limbong mengendarai motor matic yang berbahaya saat penurunan (tidak direkomendasikan menggunakan matic). Kembali fokus mengendara tetapi pikiran tertuju ke ibu bidan (kok ibu bidan..?). ya.. dialah yang memberi inspirasi tempo hari saat melihatnya tegar ber-matic ke Limbong.
(#2, jurnal kepengawasan_limbong)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H