Kalau Tuhan saja bisa dibohongi, bagaimana dengan rakyat yang akan dipimpin. Atribut dan penampilan bukan jaminan sebagai refleksi diri sesungguhnya. Hanya 'hati' dan keinginan yang baik dan tulus terimplementasi dalam perbuatan.
Manusia tidak kuasa atas keinginannya. Kehendak Tuhanlah yang akan menentukan terwujud atau tidaknya keinginan tersebut. Kerja keras pun harus dibarengi dengan keyakinan, bahwa Tuhanlah yang akan meridhoi hasil kerja tersebut.
Bermanis-manis dengan ucapan hanya sebagai bualan, akan menggagalkan niat dan keinginan. Bersunggguh-sungguh dalam berjanjipun belum tentu dipenuhi Tuhan. Tuhan lebih tahu niat dan tujuan yang diucapkan.
Tidak pun diucapkan, Tuhan sudah tahu apa yang tersimpan di dalam hati. Kalau saja mengimani kekuasaannya yang tidak terbatas, sebagai manusia tentu kita tidak mudah untuk berjanji pada sesama manusia.
Itulah kenapa saat seorang politisi berjanji jarang dipercayai, karena janji politik hanyalah sekadar janji untuk memikat hati. Bukan janji yang akan ditepati. Jangan karena keinginan terhadap kekuasaan, lupa Yang Maha Kuasa.
Aji Najiullah ThaibÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H