Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

"Dramaturgi" di Dalam Debat Capres Ketiga, Apa Pengaruhnya pada Elektabilitas?

13 Januari 2024   08:08 Diperbarui: 13 Januari 2024   08:13 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Debat Capres merupakan aksi panggung yang menampilkan Pasangan Calon (Paslon) yang mengikuti kontestasi Pilpres 2024. Tim Sukses ataupun konsultan politik masing-masing Paslon, pastinya mempersiapkan dan membekali Paslonnya dengan berbagai cara agar menarik perhatian publik.

Dari panggung Debat Capres Ketiga yang diselenggarakan pada, Minggu malam (7/1/2024), menurut pandangan penulis ada drama yang sengaja diciptakan. Dari tiga Capres yang tampil di atas panggung Debat Capres, kentara terlihat Prabowo tidak tampil segagah tampilannya di 2 Pilpres sebelumnya.

Berbeda dengan tampilan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang tampil sangat elegant. Menurut penulis, tampilan Prabowo seperti itu memang 'by design', sengaja direncanakan. Prabowo harus menuai 'empati' publik, harus tidak sama dengan Ganjar dan Anies.

Dalam interaksi di atas Panggung Debat Capres, pada kenyataannya Prabowo terlihat bak 'pesakitan' yang didonder Ganjar dan Anies dengan berbagai pertanyaan . Prabowo terlihat sangat mengenaskan. Situasi interaksi tersebut adalah bagian dari 'Dramaturgi'.

Menurut penulis, Tim Sukses ataupun Konsultan Politik Prabowo-Gibran berhasil menyutradarai akting Prabowo di atas Panggung Debat Capres. Paskadebat, Prabowo banyak menuai empati publik. Sebaliknya, apa yang dilakukan Ganjar dan Anies menuai antipati (sentimen negatif) dari yang berempati pada Prabowo.

Apa itu Dramaturgi?

Menurut Erving Goffman, pencetus Dramaturgi:
Teori Dramaturgi merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa di dalam kegiatan interaksi satu sama lain sama halnya dengan pertunjukkan sebuah drama. Dalam hal ini, manusia merupakan aktor yang menampilkan segala sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu melalui drama yang dilakukannya.

Goffman juga menyatakan, bahwa teater dan drama mempunyai makna yang sama dengan interaksi sosial dalam kehidupan manusia.

Sebagian orang yang menonton pertunjukan Debat Capres Ketiga yang baru lalu, menganggap Debat Capres Ketiga sangat menarik. Sebagian lagi beranggapan sebaliknya, kecewa dan merasa kasihan melihat Prabowo terzolimi.

Layaknya tokoh protagonis di dalam sinetron drama, Prabowo malah menuai empati publik. Sebaliknya, Ganjar dan Anies menjadi tokoh antagonis yang menuai antipati. Benarkah demikian? Bagaimana dampaknya setelah Debat Capres terhadap elektabilitas Prabowo-Gibran, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun