Sebagai sebuah konsep bisa jadi belumlah terbilang sempurna, namun setidaknya konsep ini bisa menjadi pijakan untuk membuat sesuatu yang monumental sebagai Ikon Provinsi Jambi.Â
Sebuah daerah yang sedang berkembang tentunya pembangunan secara fisik tidaklah bisa hanya sekadar diada-adakan, haruslah terencana segala peruntukannya, demi mewujudkan sebuah Provinsi yang mengikuti perkembangan zaman.
Sarana dan prasarana rekreasi adalah bagian dari kebutuhan masyarakat yang akan menjadi kebanggaan, yang akan dikenal bukan hanya oleh masyarakat Jambi, tapi juga menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat luar Provinsi Jambi yang berada diwilayah yang berdekatan dengan Provinsi Jambi. Apalagi saat ini akses transportasi antar Provinsi kedepan semakin terbuka.
Tanggung jawab saya hanya sebagai penggagas, terwujud atau tidaknya gagasan ini tergantung pada kebijakan para pemangku kewenangan. Kapan bisa diwujudkan? Bagi saya juga bukanlah suatu yang penting. Sebagai masyarakat dan putra daerah Jambi saya berkewajiban memiliki perhatian terhadap daerah yang saya cintai.
Makna dan Filosofi Gung Sitimang dan Keris Siginjai
Dinukilkan dari sejarah, diriwayatkan sewaktu Orang Kayo Hitam menebas untuk menerangi Tanah Pilih, ditemukan sebuah Gong yang diberi nama Sitimang, yang kemudian benda tersebut menjadi barang Pusaka Kerajaan Jambi, konon sekarang disimpan di Museum Negeri Jambi.
Begitu juga dengan Keris Siginjai, yang merupakan lambang kebesaran serta kepahlawanan Raja dan Sultan Jambi, karena barang siapa yang memiliki keris tersebut dialah yang diakui sebagai penguasa untuk memerintah Kerajaan Jambi.
Jadi memang Gung Sitimang dan Keris Siginjai adalah dua hal yang tak terpisahkan dari sejarah Kerajaan Jambi. Secara filosofisnya Gung Sitimang dan Keris Siginjai adalah perlambang keagungan dari para leluhur masyarakat Jambi, yang senantiasa perlu dikenang oleh masyarakat Jambi. Dan monumen inilah yang menjadi Ikon sejarah yang monumental bagi Provinsi Jambi.
Video: doc. pribadi di YouTube
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H