MENJADIKAN BUKU SEBAGAI MAHKOTA
Saya sepakat dengan ungkapan, "Buku adalah Mahkota Seorang Penulis." Lantas timbul pertanyaan, seperti apa seorang penulis memahkotai dirinya dengan buku?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Mahkota bermakna; Â 1 hiasan kepala atau songkok kebesaran bagi raja atau ratu: Sri Ratu mengenakan -- emas bertatahkan berlian; 2 ki yang menguasai; raja; 3 ki kekuasaan (atas kerajaan): raja menyerahkan -- kepada putra beliau; 4 gelar orang besar: Datuk Raja --; 5 yang dihargai atau yang dijunjung tinggi: rambut adalah -- wanita; 6 yang dicintai: -- jiwa;Â
Dalam konteks buku sebagai mahkota bagi seorang penulis, maka makna mahkota menurut saya lebih tepat adalah makna yang ke 6, yang dicintai: - jiwa.
Buku yang dihasilkan seorang penulis haruslah dicintai, baik oleh pembacanya atau juga bagi penulisnya sendiri. Buku merupakan representasi jiwa dari penulisnya.
Untuk menjadikan buku sebagai mahkota bagi penulis, tentulah harus disiapkan secara cermat dan matang. Baik penampilan buku, maupun isinya.
Penampilan ini bisa diwujudkan pada sampul dan penataan tata letak (layout) isinya. Ini juga tidak kalah penting dengan isinya. Isi buku menjadi sangat penting dikarenakan merupakan jiwa atau ruh dari penulis.
Isi buku yang tidak dipersiapkan dengan baik tentunya akan merusak mahkota seorang penulis. Buku menjadi mahkota bagi seorang penulis, ketika apa yang disajikan sudah dipersiapkan secara matang, dan kandungan isi bukunya diapreasiasi pembaca.
Untuk menjadikan buku sebagai mahkota bagi seorang penulis, persiapkanlah segala sesuatu yang berkaitan dengan menerbitkan sebuah buku.