Dalam proses penulisan buku ini, ada satu hal yang sangat penulis syukuri yakni, ternyata batik Jambi meskipun telah melalui berbagai proses akultrasi dengan budaya Arab, China dan India, namun batik Jambi tetap mampu mempertahankan ciri khasnya sampai sekarang. Batik Jambi memiliki motif yang khas. Dalam proses penyusunan motif tidaklah berangkai seperti motif batik pada umumnya, tapi seperti telur ceplok. Dan itu bisa dipertahankan secara konsisten.
Dalam hal Pewarnaan memang banyak perkembangan, namun tetap bertahan pada warna khas, yakni warna merah, hitam, emas dan warna biru gelap. Kalau pun ada sedikit perbedaan dengan motif kuno Batik Jambi yang masih tersimpan di Musium Siginjai Jambi, itu semua dikarenakan perbedaan bahan pewarnaannya.
Dengan menulis kembali sejarah batik Jambi, maka penulis jadi tahu seperti apa kehadiran batik sejak zaman kerajaan melayu Jambi dimuliakan bagi kalangan kerajaan. Sekarang batik Jambi tidak lagi hanya dipakai kalangan berpunya, seluruh masyarakat Jambi pun sudah memakainya untuk kegiatan sehari-hari.
Batik adalah  bagian dari warisan budaya dimasa lalu yang sudah mendapat pengakuan internasional. Sebagai masyarakat kita wajib mempertahankan karya budaya Indonesia, agar tidak diakui bangsa lain. Mempertahankan karya budaya leluhur dimasa lalu tentunya dengan cara menghargai dan melestarikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H