Pernyataan Gus dur ini pun manifestasi dari mengimani kekuasaan Tuhan, juga meyakini bahwa jabatan itu hanyalah titipan Tuhan. Tuhan berhak atas apa yang dititipkannya terhadap manusia. Dan hak-Nya juga untuk mengambil jabatan yang dititipkannya tersebut.
Apa pun ikhtiar kita untuk mempertahankan jabatan tidak akan ada artinya, kalau memang sudah waktunya jabatan tersebut harus diambil-Nya. Bisa jadi membuat kita semakin terpuruk dan ternista hanya karena mempertahankan jabatan tersebut.
Simak perkataan Imam Syafi'i terkait jabatan:
"Barang siapa yang ingin menjadi seorang pemimpin, niscaya kedudukan yang didambakanya itu akan meninggalkanya, dan jika ia telah menduduki jabatan, maka ia akan ditinggalkan banyak ilmu." (Jago Kata)Â
Sementara Pramoedya Ananta Toer menganggap tidak ada artinya jabatan dan sebagainya bagi dirinya,
"Memang berita mutasi tidak pernah menarik perhatianku; pengangkatan, pemecatan, perpindahan, pensiunan. Tak ada urusan! Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya." (Jago Kata)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H