Sebagai kader PDIP dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo cukup diperhitungkan sebagai Kandidat Calon Presiden Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Ganjar yang juga cukup aktif di Media sosial, seperti halnya Anies Baswedan dan Ridwan Kamil.
Namun apes bagi Ganjar, aktivitasnya di media sosial menjadi sorotan PDIP, sehingga kepopulerannya di media sosial dianggap menyalahkan aturan partai. Sebetulnya apa yang dilakukan Ganjar adalah hal-hal yang normatif, dia mengunggah berbagai aktivitasnya sebagai Gubernur Jateng, dan aktivitas itu mengundang berbagai simpati masyarakat.
Dalam berbagai hasil survey dari berbagai lembaga survey, Ganjar dianggap memiliki elektabilitas yang cukup diperhitungkan. Harusnya PDIP bangga dengan apa yang sudah dicapai Ganjar, karena reputasinya berimbas baik bagi PDIP, partai yang mengusungnya.
Ganjar sangat diharapkan oleh para pendukung Jokowi, sebagai sosok yang sangat pantas untuk menggantikan posisi Jokowi pada Pilpres 2024. Itu kalau seandainya Ganjar didukung oleh PDIP sebagai Capres. Sudah santer menjadi pembicaraan, kalau PDIP akan mengusung Ketua DPR RI, Puan Maharani sebagai Cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto.
Dua tahun lalu saya sudah memprediksi tentang batu sandungan Ganjar, dalam sebuah artikel yang berjudul, "Ini Halangan Ganjar Pranowo sebagai Penerus Jokowi." Ternyata prediksi saya tidak meleset, Ganjar dianggap lancang menampilkan diri sebagai Kandidat Capres 2024.
Dianggap terlalu berambisi sebagai Capres 2024, maka Ganjar tidak diundang dalam acara Partai yang dihadiri Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2021).
Dilansir Kompas.com, Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuyanto menyebutkan bahwa Ganjar tak diundang ke acara yang dihadiri Puan Maharani karena terkait pencapresan di 2024.
Bambang menyebut bahwa Ganjar tidak dundang karena dinilai berseberangan terkait langkah pencapresan 2024. Ia menilai Ganjar terlalu berambisi untuk maju sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang.
Bambang mengatakan, sedari awal DPD PDI-P sudah mengingatkan sikap Ganjar yang terlalu berambisi untuk maju sebagai capres pada Pilpres 2024 tidak baik.
Apa iya kalau Ganjar terlalu berambisi menjadi Capres? Padahal kalau melihat aktivitas Ganjar dari media sosial, apa yang dilakukan Ganjar adalah hal yang biasa dilakukan oleh berbagai kepala daerah. Untungnya Anies Baswedan dan Ridwan Kamil bukan kader partai, sehingga ambisi mereka sebagai Capres tidak ada yang memperdulikan.
Bisa jadi ini hanya mispersepsi, Ganjar menganggap aktivitasnya sebagai sesuatu yang lumrah, sebaliknya partai menganggap apa yang dilakukan Ganjar sudah melampaui batas dan aturan partai.
Tidak bisa dipungkiri saat ini di PDIP seperti ada 2 Matahari yang begitu menonjol, yakni Puan Maharani dan Ganjar Pranowo. Hanya karena terlalu sering tampil di media sosial Ganjar terkesan 'Pamer," sehingga tampilnya Ganjar menutupi 'Pamor' Puan Maharani. Adanya Matahari Kembar di PDIP tentunya tidaklah mungkin. Ganjar tidak boleh lebih menonjol dari Puan.
Dulu Jokowi juga tidak diperhitungkan keberadaannya saat akan dipinang PDIP sebagai Capres 2014. Namun karena elektabilitasnya terus naik, sementara PDIP sendiri sudah tidak punya kader lainnya yang bisa lebih dari Jokowi. Megawati sebagai Ketua Umum PDIP pamornya sudah mulai redup sebagai Kandidat Presiden.
Meskipun dengan berat hati akhirnya PDIP mencalonkan Jokowi sebagai Presiden. Bagusnya Jokowi bisa mendongkrak elektabilitas PDIP selama periode pertama dan kedua. Terbukti selama Dua periode PDIP menjadi partai dengan peringkat pertama dalam Pemilu Legislatif 2014 dan 2019.
Masih ada dua tahun lagi menjelang Pilpres 2024. Masih ada waktu bagi Ganjar untuk membuktikan pada PDIP, bahwa dia memang paling layak diusung sebagai kandidat Capres dari PDIP. Dibanding kan Puan Maharani, jelas Ganjar Pranowo bisa menjadi daya tarik bagi pemilih dalam Pilpres 2024.
Lain soal kalau PDIP ingin memberikan kesempatan pada Pranowo sebagai Capres 2024, dan Puan Maharani sebagai Cawapres, artinya PDIP memang sudah tidak berambisi untuk menduduki kursi RI 1. Namun tetap saja PDIP harus memperhitungkan posisi partai pada Pesta Demokrasi 2024 nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H