Nasi goreng Megawati khusus dimasak untuk menjamu Prabowo, karena Prabowo sudah rindu dengan nasi goreng yang di masak Megawati. Sementara nasi goreng yang dimasak SBY, khusus untuk kalangan partai Demokrat, dan anggota tim voli LavAni yang diasuhnya.
Jadi rupanya memang untuk seru-seruan, dan bisa menjadi bahan gorengan kader Demokrat di media sosial. Mengingat keadaan dan situasi yang dalam pandangan Demokrat memang sedang sulit, sehingga perlu dibikin seru.
Kampanye dengan media luar ruang seperti baliho adalah sesuatu yang serius, kalau untuk seru-seruan ya memang seru. Karena dalam dunia periklanan, product campaign dengan baliho itu biayanya lumayan besar, target audience-nya juga sudah di perhitungkan.
Apa lagi dalam baliho tersebut terpampang gambar mantan Presiden RI, jelas itu bukan sekadar seru-seruan. Kalau dijadikan bahan gorengan memang sangat menguntungkan, karena impact-nya sangat besar.
Andi Arief sangat jeli melihat peluang untuk dagang nasi goreng, apa lagi dengan isue ekonomi sedang sulit. Tentunya, walau pun baliho itu hanya dibuat untuk seru-seruan, tapi dampak secara politiknya sangat besar.
Mungkin Andi ingin menggambarkan kalau SBY sedang 'prihatin,' dan sebagaimana kita ketahui, SBY selalu prihatin, saat jadi Presiden pun selalu prihatin. Apalagi setelah tidak jadi Presiden, tentu lebih prihatin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H