Mereka hadir hanya untuk menciptakan panggung, demi eksistensi kelompoknya sebagai oposisi pemerintah. Tidak lebih dari itu, meskipun miskin kontribusi terhadap kemajuan bangsa, mereka sama selali tidak peduli.
Sudah selayaknya kaum akademisi di kampus-kampus, tidak termakan racun para oposisi, yang memang sengaja ingin menciptakan kegaduhan politik, dengan memanfatkan panggung-panggung akademis.
Tidak sepatutnya kampus-kampus bersikap oposan terhadap kekuasaan. Tetaplah kritis terhadap penguasa, namun tetap alam koridor akademis, bukan koridor politik.
Negara ini sedang menghadapi musuh yang tidak terlihat, yang sedang merusak sendi-sendiri perekonomian, politik, sosial, dan pertahanan negara. Dan musuh ini haruslah dihadapi secara bersama-sama.
Belum lagi musuh yang tidak terlihat, dan terus bergerilya mencari celah untuk menumbangkan pemerintah yang sedang berkuasa. Itu memang musuh yang tidak terlihat, tapi keberadaan mereka nyata ada, dan terus bergerak.
Tulisan ini lahir atas keprihatinan terhadap keadaan, dimana saat ini semua telunjuk sedang diarahkan kepada Presiden, yang secara konstitusional dipilih oleh rakyat yang jumlahnya lebih dari 50% penduduk yang memiliki hak pilih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H