Kalau melihat kondisi pemerintahan Jokowi saat ini, situasi yang dihadapi tidaklah sedilematis yang dihadapi keempat Presiden sebelumnya, semua masih terkendali, yang susah dikendalikan hanya sentimen negatif yang berusaha untuk menggoyang pemerintah.
Ketidakpuasan sekelompok orang terhadap kinerja pemerintah, tidak bisa di jeneralisir sebagai ketidakpuasan 270 juta jiwa rakyat Indonesia. Bahkan mungkin ketidakpuasan tersebut belum tentu mewakili 46 persen suara Pemilu yang tidak mendukung kemenangan Jokowi.
Situasi dan kondisi yang medesak Jokowi harus mundur secara legowo dari jabatannya, tidaklah seperti situasi dan kondisi yang dihadapi Soeharto dan Gus Dur. Apa lagi seperti situasi dan kondisi yang dihadapi Soekarno atau Habibie.
Keinginan RR tersebut sah-sah saja, mungkin RR sudah mengharapkan segera ada pemerintahan baru, yang kemungkinan besar bisa mengakomodir keinginannya untuk kembali duduk menjabat sebagai menteri.
Keinginan tersebut rasanya harus ditunda dulu sampai empat tahun kedepan. RR harus legowo menerima keadaan, teruslah berkicau dengan ide-ide yang positif, dan memberikan kritik yang konstruktif kepada pemerintah.
Tetap bersabar menunggu suksesi kepemimpinan selanjutnya, sambil terus melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara. Tetaplah menjadi Rajawali, bukan burung pipit, yang hanya berkicau disetiap pagi hari.
Sebuah jabatannya itu amanah Tuhan, dan hanya titipan-Nya. Kalau sudah waktunya diambil kembali, maka dengan sendirinya Jokowi tidak akan berkuasa lagi. Tapi jika Tuhan masih menghendaki, tidak ada satu kekuatan pun bisa menghalanginya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H