Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ramai-ramai Membahas Isu PKI, Ada Apa?

25 Mei 2020   18:37 Diperbarui: 25 Mei 2020   18:45 2555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gak aneh sih kalau pada membahas soal PKI, karena memang bulan Mei itu sangat erat dengan hari kelahiran Partai Komunis Indonesia (PKI), yakni 23 Mei 1920.

Ada juga yang bilang, salah satu tanda kebangkitan Orde Baru adalah munculnya kembali isu tentang PKI. Sah-sah aja sih kalau ada yang mengaitkannya seperti itu, karena memang naiknya Orde Baru karena Soeharto berhasil menumpas PKI.

Jadi kalau mulai dari "pakar panci" sampai para pengumbar benci membahas soal PKI, ya memang momentumnya, dan semua yang berbicara berasal dari satu sumbu "cendana", itu kalau mau diurut-urut siapa saja yang ikut membicarakannya.

Tomy Soeharto ngetuit tentang PKI, lewat postingan sidang Mahmilub Sorbandrio, Haikal Hasan juga ikut ngetuit soal PKI di timeline twitternya, sebelumnya netizen ramai memposting foto Haikal Hasan diantara keluarga cendana.

"Menambah Pengetahuan Bagi Generasi Muda dan Melenial.
Tentang sidang MAHMILUB.paska G30S PKI" t.co

Tidak terlepas dengan itu, Fadli Zon juga ikut ngetuit soal PKI, dia memposting foto prasasti sebagai monumen saksi sejarah tentang keganasan PKI. Fadli Zon adalah sosok yang juga tidak bisa dipisahkan dari lingkaran Cendana.

Tangkapan layar akun twitter Fadli Zon
Tangkapan layar akun twitter Fadli Zon

Roy Suryo yang disebut Denny Siregar sebagai pakar panci pun, ikut-ikutan latah ngetuit soal PKI. Biasanya memang, di saat momentum tertentu, ada kecenderungan pemedia sosial memanfaatkannya untuk menarik perhatian.

Sebelumnya, Tengku Zulkarnain, ustadz yang sangat identik dengan keluarga cendana juga sudah membahas soal PKI. Sampai-sampai fotonya yang sedang berdua dengan pak Harto, dijembrengi netizen.

Tangkapan layar akun @ustadtengkuzul
Tangkapan layar akun @ustadtengkuzul

Bisa jadi dengan membahas isu PKI maka masyarakat Indonesia akan mengingat kembali nama besar Presiden RI kedua, Soeharto, yang dianggap paling berjasa dalam penumpasan PKI.

Kita tahu sampai saat ini, mantan Presiden RI kedua tersebut belum dinobatkan sebagai pahlawan nasional, karena berbagai faktor yang menjadi pertimbangan pemerintahan paskareformasi.

Gak perlu juga berandai-andai bahwa kebangkitan PKI itu sudah di depan mata karena sampai saat ini belum ada yang bisa membuktikannya secara valid, selain dari pada sekedar menghembuskan isu untuk menakut-nakuti masyarakat.

Kalau dilihat kelompok yang selalu memunculkan atribut PKI masih yang itu-itu juga, sementara afiliasi kelompok tersebut, juga keluarga cendana. Kerap membakar bendera PKI sebagai simbol anti PKI, seakan-akan stok bendera PKI gak ada habis-habisnya.

Wajar saja kalau ada yang berpendapat tanda-tanda kembalinya kekuasaan Orde Baru, yakni munculnya kembali isu PKI. Artinya isu ini memang sangat erat kaitannya dengan orde Baru.

Kemunculan atribut PKI inilah yang menjadi fokus pembahasan Haikal Hasan di timeline twitternya. Seperti sebuah skenario yang memang sudah dirancang secara serentak, sehingga isu PKI kembali hangat.

Tangkapan layar akun twitter @haikal_hasan
Tangkapan layar akun twitter @haikal_hasan

Masyarakat Indonesia sudah cerdas, apa lagi twitterland itu isinya para cerdik cendikia, yang sangat faham kemana arah isu itu dialamatkan, sehingga isu seperti itu sudah dianggap biasa.

Membahas isu PKI di twitter itu sangat kurang tepat, karena audience-nya bukanlah orang-orang yang tidak pakai nalar dalam menerima imformasi.

Propaganda ala Rusia firehose of falsehood yang biasa digunakan Orde  Baru tidak akan mengena kalau disebarkan di twitter, karena sangat mudah dibaca arah kepentingannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun