Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi Blak-blakan Soal TKA Asal Tiongkok di Indonesia

5 Mei 2020   02:59 Diperbarui: 5 Mei 2020   03:06 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rupanya panas juga telinga Presiden Jokowi diterpa isu tidak sedap, tentang keberadaan TKA asal Tiongkok di Marowali, yang terus dipolitisir baik di media sosial, mau pun di media daring.

Adanya pekerja asal tiongkok di Indonesia terkait adanya investasi, yang memang harus memperkerjakan TKA asal Tiongkok, karena menyangkut keberlangsungan pengerjaan proyek investasi yang ada di Indonesia.

Indonesia sendiri juga mengirimkan TKI kenegara lain, disaat PT Wijaya Karya (Wika) mendapat proyek diluar Indonesia. Seperti di ketahui, saat ini Indonesia mengirim tenaga kerja ke Aljazair, sebagai Duta Indonesia yang membawa nama Indonesia untuk bekerja di negara tersebut.

Untuk menggarap proyek tersebut WIKA mengirim pekerja dari Indonesia yang akan dikombinasikan dengan pekerja setempat. Total akan ada 1.500 pekerja Indonesia yang dikirim ke Aljazair. (Sumber) 

Sama halnya dengan keterlibatan TKA asal Tiongkok di Morowali, Sulawesi Tengah, dan beberapa daerah lainnya, untuk pengerjaan berbagai proyek investasi yang ditangani oleh Tiongkok. Tentunya untuk pengerjaan proyek tersebut sangat dibutuhkan TKA, disamping juga tenaga kerja lokal.

Secara blak-blakan Presiden Jokowi pun memberikan perbandingan, jumlah TKA asal Tiongkok, dengan jumlah TKI yang bekerja di Tiongkok dan beberapa negara lainnya, yang jumlahnya justeru lebih banyak dari TKA yang bekerja di Indonesia.

Dilansir Katadata.co.id, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkomentar mengenai isu 10 juta Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok yang membanjiri Tanah Air, khususnya di Morowali, Sulawesi Tengah. Setelah menerima data dari Kawasan Industri Morowali, Jokowi mengakui memang benar ada pekerja Tiongkok yang bekerja di Indonesia, tapi jumlahnya hanya 23 ribu orang.

"Saya blak-blakan, tenaga kerja mereka (Tiongkok) di sini, tidak terus-terusan bekerja. Mungkin hanya memasang turbin di smelter," kata Jokowi dalam Pembukaan Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia di Kabupaten Bogor, Rabu (8/8).

Dia pun membandingkan jumlah tenaga kerja Tiongkok yang dipekerjakan di dalam negeri ini dengan total tanaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri. Jumlah TKI yang bekerja di Tiongkok berjumlah 80 ribu orang. Sedangkan di Malaysia paling tidak ada 1,2 juta orang.

Perbedaan Gaji TKA dan Pekerja lokal

Memang isu TKA asal Tiongkok ini terkesan terlalu dipolitisir, sehingga memunculkan sentimen negatif kepada pemerintah. Bahkan soal gaji pekerja asal Tiongkok di isukan lebih besar dari tenaga kerja lokal. Isu ini pun ditepis oleh Pengelola Kawasaan Industri Morowali, Sulawesi Tengah.

CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan upah tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok setara dengan gaji yang dibayarkan untuk pekerja lokal. Hal ini menepis kabar yang beredar soal adanya kesenjangan gaji antara pekerja lokal dengan pekerja asing yang bekerja di Indonesia. Selengkapnya baca disini

Seperti di ketahui, Kawasaan Industri Morowali ini memperkerjakan sekitar 28.586 orang, dari jumlah tersebut TKA asal Tiongkok sejumlah hanya 3.121 orang. Artinya tidak sampai 10,9% dari total jumlah pekerja di wilayah kawasan industri tersebut, selebihnya adalah tenaga kerja dari penduduk setempat.

Memang dalam kondisi pandemi covid-19 saat ini, sebaiknya kedatangan TKA asal Tiongkok tidak dibiarkan masuk ke Indonesia terlebih dahulu, sampai situasi dan kondisi betul-betul sudah aman, karena sangat bertentangan dengan penerapan kebijakan yang ada.

Tenaga kerja lokal sendiri dibatasi untuk bekerja, sementara TKA dengan leluasa bisa tetap terus bekerja, sehingga hal ini bisa menimbulkan kecemburuan sosial di dalam masyarakat. Itulah makanya sentimen negatif terhadap pemerintah semakin menjadi-jadi.

Pejabat pemerintah sebagai pemegang kebijakan, hendaknya juga bisa menahan diri, punya sensitivitas terhadap keadaan yang ada, jangan anggap remeh gesekan yang terjadi di tengah masyarakat. Bagi pihak-pihak yang senang mempolitisir keadaan, situasi seperti itu bisa dimanfaatkan.

Apakah dengan blak-blakannya Presiden Jokowi, akan bisa mencerahkan masyarakat, terkait isu keberadaan TKA asal Tiongkok, yang dipekerjakan di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah? Wallahu'allam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun