Apa motif dibalik ini? Apa benar Prabowo sudah tidak sabar menunggu 2024? Sehingga ingin segera terjadi pergantian pucuk pimpinan negara?
Sudah jelas pilihannya cuma dua, suka dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, ya harus diikuti, kalau tidak suka tinggalkan Pemerintahan, atau cukup dengan diam.
Titik serang Gerindra terhadap kepemimpinan Jokowi sudah sangat terang benderang, beberapa kader Gerindra secara frontal menyerang posisi Presiden. Jangan bilang krtitik tersebut disampaikan atas dasar menjalankan tugas pengawasan, karena masih banyak cara yang bijak dalam menyampaikan kritik.
Kita semua tahu kalau pemerintah memang gagap menghadapi virus corona, dan itu bukan cuma terjadi di Indonesia. Meskipun ada beberapa negara yang berhasil menghadapi virus corona, seperti China dan Korea Selatan.
Tapi sebagian lagi malah pork poranda karena virus corona. Italia meskipun sudah melakukan Lockdown, tapi tetap saja tidak menurunkan angka kematian akibat virus corona, bahkan negara yang terbilang makmur tersebut terancam chaos.
Begitu juga dengan Amerika, sebuah negara Adidaya yang awalnya tidak panik menghadapi ancaman virus corona, sekarang malah seperti negara yang kalap menghadapi bencana wabah corona.
India yang coba untuk melakukan lockdown, yang diluar dugaan malah terancam chaos, sehingga membatalkan kebijakan tersebut. Jangan wabah yang dihadapi bangsa ini ditunggangi dengan kepentingan suksesi kepemimpinan, tunggu saja sampai waktunya suksesi itu harus dilakukan secara konstitusional.
Sebagai bagian dari koalisi Pemerintahan, harusnya Gerindra berada didalam lingkaran pemerintah, bukan malah menjadi oposisi pemerintah. Jangan ikut mengail diair keruh kalau tidak bisa memberikan solusi yang efektif, untuk kepentingan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H