Bisa jadi apa yang diungkapkan Anies adalah sebuah kebenaran, bahwa jumlah angka kematian akibat covid-19, melebihi data statistik yang ada, yakni sekitar 283 orang.
Data ini berdasarkan data dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, yang merupakan dinas yang mengurusi pemakaman. Seperti yang dilansir Kumparan,
Anies mendadak terbata-bata saat bicara. Dia sempat berhenti beberapa detik sebelum akhirnya menyampaikan ada 283 warga Jakarta yang meninggal tanpa dites corona.
"Pemprov DKI juga memantau data dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, ini adalah dinas yang mengurusi pemakaman. Di bulan Maret ini terjadi pemulasaran dan pemakaman dengan menggunakan protap COVID-19, di antaranya bahwa jenazah harus dibungkus dengan plastik, lalu harus dimakamkan kurang dari 4 jam, lalu petugasnya menggunakan APD," kata Anies saat konferensi pers di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (30/3) sore, yang bisa disaksikan di akun Facebook Pemprov DKI Jakarta.
Berdasarkan data statistik terbaru dilansir Merdeka.com, pada Senin (30/3) terjadi penambahan 129 kasus positif Corona. Sehingga totalnya mencapai 1.414 orang.
Dari jumlah tersebut, pasien yang meninggal dunia sebanyak 122 orang. Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari Corona Covid-19 juga bertambah. Sampai saat ini, sebanyak 75 pasien sudah dinyatakan sembuh dari Corona Covid-19.
Ada perbedaan jumlah kematian yang sangat menyolok jika dibandingkan data jumlah keseluruhan, dengan data yang dimiliki DKI Jakarta. Wajar kalau Anies sampai bergetar menyampaikan data tersebut, karena untuk wilayah DKI Jakarta sendiri 283 yang wafat.
Dalam menyampaikan data ini, Anies tidak lagi memikirkan bahwa, besarnya jumlah kematian di wilayah pemerintahannya, adalah manifestasi ketidak-berdayaannya dalam meminimalisir jumlah korban.
Padahal, jauh-jauh hari sejak kasus covid-19 mewabah, Anies sejak bulan Januari sudah secara intensif melakukan pemantauan, seharusnya pemantauan tersebut memunculkan tindakan antisipasi secara kolektif, untuk membatasi ruang gerak penularan.
Jumlah angka kematian yang sedemikian besar, jelas sangat menampar mukanya sendiri sampai bergetar, saat memaparkan data jumlah korban jiwa yang diakibatkan wabah covid-19.
Memang ketidak-berdayaannya mengatasi pandemi corona diwilayah DKI Jakarta, tidak terlepas dari kebijakan pemerintah pusat, sehingga kurang leluasanya untuk mengambil sebuah tindakan, akan sangat menghambat penanganannya.