Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Panik Akibat Corona Bisa Pecah Belah Rumah Tangga?

26 Maret 2020   10:10 Diperbarui: 26 Maret 2020   10:20 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waspada terhadap bahaya penularan corona sebuah keharusan, tapi panik yang berlebihan sebaiknya jangan, karena eksesnya akan merepotkan.

Dalam sebuah rumah tangga bisa terjadi pertengkaran, hanya karena rasa panik yang berlebihan. Setiap orang akan berbeda dalam merespon keadaan yang sedang dihadapi, ada yang panik karena minimnya pengetahuan.

Ada juga yang menyikapi dengan tenang, karena sudah tahu cara menyikapinya. Suami isteri belum tentu sama cara berpikirnya, sehingga perbedaan cara berpikir akan berpengaruh pada cara menyikapi.

Menjaga kebersihan sesuai yang dianjurkan, tentulah wajib untuk sama-sama dipatuhi, tapi standar kebersihan yang harus dipatuhi pun akan berbeda-beda disikapi setiap orang.

Selama kita masih dirumah saja, kemungkinan untuk terjangkiti kecil sekali, namun tetaplah menjaga kebersihan, terutama kebersihan tangan. Tangan banyak melakukan interaksi, itulah makanya perlu kerap cuci tangan.

Tapi kalau cuma dirumah saja, tapi terlalu banyak larangan pun tidaklah meyehatkan, terutama kesehatan pikiran. Menjadi serba salah, begini gak boleh, begitu gak boleh. Kepanikan seperti ini sebetulnya tidak ada dasarnya, hanya karena paranoid takut ketularan.

Mau tertular dari mana? Kalau cuma dirumah saja. Menciptakan kepanikan didalam rumah tangga, hanya atas dasar takut tertular penyakit, rasanya sangat tidak rasional, waspada perlu, tapi jangan juga terlalu.

Perbedaan persepsi dalam penanggulangan, dilingkungan rumah tangga seperti inilah yang bisa menimbulkan pertengkaran, bahkan kalau tidak diwaspadai bisa menyebabkan perpecahan.

Apa yang dilakukan, dan apa yang ditakutkan haruslah mask akal, jangan sampai ketakutan tersebut berubah menjadi kebencian, sehingga merusak keharmonisan hubungan rumah tangga.

Isteri yang memiliki rasa kuatir yang berlebihan, akan mengawasi sikap dan perilaku suami yang dirumah saja secara berlebihan. Suami yang biasanya sibuk diluar, tiba-tiba menghadapi situasi serba salah saat dirumah, bisa memuncak emosinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun