Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Virus Corona dan Panggung Politik Anies Baswedan yang Tidak Ada Matinya

13 Maret 2020   19:21 Diperbarui: 13 Maret 2020   19:29 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu-satunya hambatan Anies Baswedan untuk menuju kursi Presiden, pada Pemilu 2024 hanya Prabowo, itu kalau Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan Kabinet Jokowi-Ma'ruf ikut jadi Capres. Selebihnya, Anies Baswedan tidak ada lawan.

Seperti halnya Jokowi, saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, semua apa yang dilakukan dan dikerjakan Pemprov DKI Jakarta, adalah panggung politik baginya untuk menuju kursi Presiden, begitu juga dengan Anies Baswedan, tidak pernah kehilangan panggung, meski pun dijegal dengan berbagai aturan.

Saat awal penangan penularan Virus corona, Anies sempat mengeluarkan berbagai pernyataan yang dianggap merusak kondusifitas masyarakat, akibat pernyataannya yang menyebutkan Jakarta dalam keadaan "genting", pola komunikasi Anies tersebut dianggap mengganggu kerja penanganan virus corona.

Sempat diduga Anies memanfaatkan kondisi kepanikan masyarkat, sebagai panggung politiknya menuju Pemilu 2024. Akhirnya pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan terkait komunikasi penanganan virus corona, lewat satu pintu Protokol virus corona.

Aturan dalam kebijakan tersebut, melarang pejabat publik menggunakan narasi "genting", jelas larangan ini menyasar pada Anies, agar tidak lagi memanfaatkan komunikasi penanganan virus corona sebagai panggung politik. Apakah setelah itu Anies kehilangan panggung? Jelas tidak, karena Anies punya banyak panggung politik untuk menuju kursi Presiden.

Penundaan pelaksanaan Balap Formula E, tidaklah menggerus kinerja Anies, karena sifatnya bukan pembatalan, apa lagi dikarenakan adanya penularan virus corona, sehingga penundaan tersebut dianggap sikap antisipatif Pemprov DKI Jakarta, terhadap kesehatan warganya.

Keterlibatan Pemprov DKI dalam penanganan virus corona, dalam membantu pemerintah pusat sangat diapresiasi oleh banyak kalangan, terutama pendukungnya. Terlebih lagi Anies mengeluarkan pernyataan, bagi para korban baik yang baru diduga atau pun sudah tertular virus corona, diwilayah DKI Jakarta, dan tidak ditanggung BPJS, Pemprov DKI Jakarta, akan membiayai secara gratis.

Seperti dilansir Detik.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab untuk biaya penanganan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait virus Corona. Menurutnya, hal ini dilakukan bila BPJS tidak bisa meng-cover biaya tersebut.

"Kalau sampai BPJS tidak menanggung, nanti DKI kita atur untuk menutup. Jakarta siap jadi backup, kalau sampai ini tidak, ini tidak, maka Jakarta ambil tanggung jawab," ujarnya dikutip dari video yang diunggah Pemprov DKI saat acara Sosialisasi Pencegahan Pengendalian dan Update Situasi Corona Virus Disease (COVID-19), Kamis (12/3/2020).

Padahal sudah jelas, kalau pengobatan para terduga maupun yang positif Covid-19, sudah diumumkan akan ditanggung pemerintah. Disini jelas sekali Anies secara cerdik memanfaatkan moment tersebut untuk kepentingan elektoral dan politiknya.

Seperti yang diberitakan Kompas.com, Juru bicara pemerintah untuk penanganan corona Covid-19, Achmad Yurianto, menegaskan bahwa biaya perawatan yang terkait kasus Covid-19 akan ditanggung negara sejak pasien ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun