Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki Berpayung Hujan

6 Maret 2020   07:57 Diperbarui: 6 Maret 2020   07:56 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Adalah hujan yang dijadikan alasan
Sebagai payung dari berbagai ketidak-mampuan
Agar tetap terlihat tegar meski diterpa badai dan
Berbagai hujatan dan caci-makian
..
Genangan air baru sedepa
Dianggap belumlah apa-apa
Hujan yang dari langit adalah anugerah
Akan terserap bumi dengan sendirinya
Tanpa perlu melakukan apa-apa
..
Lelaki berpayung hujan  hanya diam menatap tanah
Melihat air yang berdesak-desakan berebut memasuki tanah
Tanah yang tak mampu menyerap secara alamiah
Tanpa campur tangan manusia
..
Lelaki berpayung hujan diam dengan pasrah
Meskipun air sudah lebih tinggi dari dada orang dewasa
Hanya dengan retorika dia menyumbat berbagai hujatan
Dan hujan pun mereda
..
Jakarta, 06032020
Ajinatha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun