Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menjadi Bodoh Mendengar Pernyataan Pejabat Publik

21 Februari 2020   10:52 Diperbarui: 21 Februari 2020   16:20 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi etika | Sumber Foto:istimewa

Fenomena apa ini? Seketika kita terasa menjadi bodoh, setelah mendengar berbagai pernyataan Pejabat publik akhir-akhir ini.

Sementara mereka mengeluarkan berbagai pernyataan tersebut, beranggapan sebagian besar masyarakat kita memang masih bodoh, dan mudah untuk dibodohi dengan pernyataan mereka yang tidak masuk akal.

Contohnya, seorang pejabat publik dengan entengnya bilang, Harun Masiku dan Nurhadi susah untuk dilacak, karena mereka tidak menggunakan hape, juga tidak memakai media sosial.

Kenapa tiba-tiba begitu mudah pelaku kejahataan menghindar dari penangkapan, hanya karena alasan tidak menggunakan hape dan media sosial? Apakah ini nantinya akan dijadikan modus, pagi pelaku kejahataan yang sama, untuk menghindar dari penangkapan?

Padahal biasanya, tidak ada pelaku kejahataan yang tidak bisa ditangkap, bahkan yang baru merencanakan untuk melakukan teror saja dengan mudah bisa ditangkap.

Betapa istimewanya Harun Masiku dan Nurhadi di negara ini, sehingga semua aparat yang berwenang seakan-akan menjadi gagu tak berdaya, hilang semua kesaktiannya karena tidak mampu menangkap mereka berdua.

Alasan yang tidak masuk akal tersebut, seakan-akan sengaja untuk membodohi masyarakat, yang memang dipandang masih bodoh oleh mereka. Seperti itukah praktik penyelenggaraan negara?

Contoh lainnya, kesalahan serius dalam merancang undang-undang, juga aturan, yang cuma dibilang salah ketik. Dan alasan tersebut dikemukakan tanpa beban, seolah-olah hanya kesalahan sepele.

Lagi-lagi masyarakat menjadi bodoh mendengar pernyataan tersebut, sementara pejabat yang mengeluarkan pernyataan, seakan-akan tak berdosa dengan pernyataannya yang sudah sangat membodohi.

Ada lagi pernyataan yang lebih aneh lagi, tentang kewajiban orang kaya agar menikahi orang miskin, pernyataan ini terakhir diklarifikasi hanya sebagai intermezo. Adakah mereka sadar, setiap apa yang mereka nyatakan dihadapan publik, itu bukanlah pernyataan pribadi, tapi atas nama fungsi jabatan mereka.

Yang lebih ekstrem lagi, pernyataan seorang pejabat publik, yang bilang Agama sebagai musuh Pancasila. Jelas pernyataan ini sangat kontroversial, dan memancing amarah, apa pun argumentasinya, pernyataan ini adalah kesalahan yang tidak patut diucapkan oleh pejabat publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun