Ketika aku nyaris terperosok, Bimo buru-buru menarik tanganku, aku sangat kaget, aku marahi Bimo yang sudah menarik tanganku. Dengan perasaan bersalah, menjelaskan padaku, bahwa didepanku ada lobang yang terbuka cukup dalam. Aku minta maaf pada Bimo atas kesalahan itu, akhirnya kami terus ngobrol sepanjang trotoar yang kami lalui.
"Maaf ya mbak..saya sudah lancang memegang tangannya.."
"Enak aja minta maaf...gak sopan kamu itu tauk.." Aku terus ngedumel sambil terus menyusuri guiding block di trotoar.
Aku gak tahu kalau Bimo terus mengikutiku dari belakang. Dan aku gak nyadar kalau didepanku ada tiang listrik ditengah jalur guiding block. Lagi-lagi Bimo menarik tanganku, aku bentak lagi Bimo,
"Kamu ngapain sih ngikutin terus..mau niat jahat ya..."
"Astaghfirullahal'adzim mbak...demi Allah mbak.."
"Jangan panggil saya mbak..emang saya embak-embak.."
"Panggil saja Aini..nama kamu siapa.."
"Saya Bimo..kamu mau kemana.."
"Aku cuma mau jalan-jalan aja..untuk merasakan gerak kehidupan disekitar kita.." Jawabku dengan sedikit kalem.
"Boleh saya temani kamu.."