Banyak pernyataan Arief Poyuono yang kurang genah terkait dengan kasus Asuransi Jiwasraya. Arief meminta pada Presiden Jokowi agar mencopot Erick Thohir hanya karena Jiwasraya pernah membeli saham Mahaka Group, padahal investasi itu dilakukan pada tahun 2014, jauh sebelum Erick Thohir menjadi Menteri BUMN.
Arief begitu bernafsu dengan sepak terjang Menteri BUMN Erick Thohir, dan ada kesan Arief mencari-cari kesalahan Erick dan Pemerintahan Jokowi. Perilaku Arief ini seperti seorang 'buzzer' yang sengaja diposisikan untuk menyerang setiap kebijakan Menteri BUMN.
 Menurut Dedi Sitorus, Arief seperti sedang melempar tuduhan yang menyesatkan. Terlebih, kata dia, Arief harus ingat bahwa posisi Partai Gerindra sudah berada di dalam pemerintah.
"Karena apa? Seorang kader parpol apalagi partainya sekarang ada di pemeritahan itukan seperti melempar kotoran," ujar Dedi di Bilangan Gondangdia, Jakarta, Minggu (29/12).
Kalau memang Partai Gerindra berada dalam koalisi pemerintah, apa yang dilakukan Arief adalah "seperti menepuk air didulang", persis seperti yang dikatkan Dedi diatas, melempar kotoran ke pemerintah, tapi malah kena muka sendiri.
Menhan Prabowo Subianto perlu mengevaluasi kader partainya kalau memang Partai Gerindra adalah bagian dari koalisi pemerintah, karena apa yang dilakukan Arief Poyuono bukanlah otokritik, tapi lebih bersifat destruktif. Dan tentunya mempunyai efek secara langsung terhadap keberadaan Prabowo di pemerintahan.
Kalau pun apa yang dikatakan Arief itu mengandung sebuah kebenaran, itu artinya Arief membuka aib pemerintah, membuka aib pemerintah sama halnya dengan membuka aib Prabowo sendiri, yang merupakan bagian dari pemerintahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H