Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amunisi Terakhir Jokowi

30 November 2019   16:27 Diperbarui: 30 November 2019   16:31 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi punya 'amunisi' yang cukup untuk mengamankan BUMN, setelah sekian lama menjadi bancakan para mafia dan elit politik. Membenahi negeri ini memang harus punya niat baik dan keberanian.

Setelah menempatkan Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina, berikutnya Jokowi akan menggunakan 'amunisi terakhirnya', Jonan dan Susi Pudjiastuti menjadi Komisaris Utama di BUMN lainnya.

Berhembus kabar, Jonan kemungkinan besar akan segera mengisi jabatan sebagai Komisaris Utama PT Garuda Indonesia, sementara Susi Pudjiastuti bisa jadi akan ditempatkan sebagai Komisaris Perum Perikanan Indonesia (Perindo).

Foto: Merdeka.com
Foto: Merdeka.com

Meskipun sampai saat ini, baik Jonan maupun Susi Pudjiastuti, belum mendapatkan kepastian secara langsung tentang hal ini. Namun sepertinya kalau melihat situasi dan kondisi terkini, sinyalemen ini sangat mungkin terjadi.

Mereka ini adalah amunisi yang digunakan Jokowi untuk membenahi dan mengawasi BUMN. Dengan asset lebih dari 8.000 triliun, seharusnya BUMN bisa meningkatkan laba bersih lebih dari 200 triliun, apalagi kalau diawasi dengan baik.

Sekian lama nilai asset yang begitu besar dibangga-banggakan untuk menutupi berbagai permainan, hanya sekadar cukup untuk dibanggakan, selebihnya BUMN menjadi Sapi peranan para penjarah yang memang menjadi benalu di BUMN.

Begitu Ahok resmi menjadi Komisaris Utama Pertamina, suara bising para buzzer kartel mafia migas pun mereda. Bisa jadi mereka sedang mengatur strategi baru, dengan amunisi yang cukup untuk kembali menyerang Ahok.

Yang mereka tidak fahami adalah, bahwa kebenaran tidak bisa dikalahkan dengan sebuah konspirasi. Mereka bertindak atas nama syahwat, sementara kebenaran ditegakkan dengan akal sehat.

Jokowi harus tetap mewaspadai elit politik dilingkarannya yang merupakan bagian dari kartel mafia migas. Elit politik seperti itulah yang akan merusak kinerja pemerintah, dan akan terus merongrong pemeeintah untuk mengikuti kebijakan mereka.

Meskipun sebetulnya Jokowi sudah sangat tahu keterlibatan mereka dengan kartel mafia migas. Bisa jadi nantinya Jokowi akan menggunakan jurus 'merebus kodok' terhadap mereka ini, kalau mampu menyesuaikan dengan iklim kerja Pemerintah, mereka akan tetap bertahan.

Ketika mereka tidak lagi mampu menyesuaikan diri dengan iklim kerja Jokowi, maka mereka akan melompat sendiri keluar dari panci kabinet. Sejak Kabinet dibentuk, Jokowi sudah merasakan keberadaan mereka yang merupakan bagian dari kartel mafia migas.

Namun untuk mengidentifikasi keberadaan mereka, Jokowi butuh menempatkan orang-orang yang menjadi amunisi bagi Perjuangannya untuk membenahi BUMN. Dengan jurus 'memukul semak' akhirnya mereka sudah teridentifikasi.

Jokowi akan mengeksekusi mereka dengan jurus merebus kodok nantinya. Tanpa perlu Jokowi bertindak dengan tegas dan keras, mereka akan ngacir dengan sendirinya. Dengan masuknya Ahok, Jonan dan Susi, maka sangat diharapkan BUMN akan lebih sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun