Dari tulisan kemarin Islam dalam Kerasnya Laju Perkembangan Zaman, menghadirkan beberapa fakta tentang Kemiskinan, Pengangguran, dan Pendidikan. Menggambarkan bahwa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, dapat dikatakan masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan serta belum dapat pencerahan dalam bentuk pendidikan.
Jika boleh mengira-ngira, sebagian besar pemilik akun di Kompasiana merupakan Akademisi, Pengajar (Guru/ Dosen), serta Pelajar atau Mahasiswa. Dari hal tersebut, tentunya kita dapat dikatakan "orang yang lebih beruntung" dari orang-orang di luar sana yang hidup di bawah garis kemiskinan serta jauh dari pencerahan (ilmu pengetahuan).
Dari keberuntungan tersebut, tentunya kita mempunyai dorongan untuk membantu serta memberikan "sedikit" andil dalam pengentasan hal-hal tersebut. Walaupun cuma tulisan yang "ala kadarnya", yang memang tidak berdampak besar bahkan "terlihat nyata" namun saya percaya hal ini memberikan sebuah artian yang cukup baik bagi eksistensi kita sebagai manusia (sebagai seorang warga negara yang baik serta menjunjung nilai agama).
Tulisan ini berjudul "Orang-orang di Seberang Jalan", kata tersebut merupakan kata kiasan dengan makna yang tersirat di dalamnya. Dalam tulisan ini akan sedikit menggambarkan bagaimana kehidupan orang-orang tersebut, dengan tujuan bahwa ibadah puasa Ramadhan kali ini; kita bisa sampai pada makna yang sesungguhnya sehingga tidak hanya menahan lapar dan dahaga.
Tanpa berlama-lama, mari kita simak tentang ulasan berikut ini yang berjudul "Orang-orang di Seberang Jalan",.. .
***
Laju perkembangan zaman serta gaya hidup yang semakin meningkat, menuntun manusia menuju jalan yang terlarang. Seperti halnya; perjudian, prostitusi, pencurian, penipuan, atau yang sebagainya. Tentunya kita tak bisa menyalahkan orang-orang tersebut, sekali lagi kita tak bisa menyalahkan orang-orang tersebut.
Hal tersebut menurut saya, bukanlah didasari dari keinginan dari dalam lubuk hati mereka namun hal tersebut terlaksana karena kehidupan yang jauh dari pencerahan (ilmu pengetahuan). Dari pengamatan dan sedikit memberikan pertanyaan, hidupnya Orang-orang di Seberang Jalan memang terlihat "menjijikkan", kumuh, dan jauh dari peradaban bahkan nilai-nilai moral.
Namun tentunya, hal tersebut bukan menjadi alasan untuk kita tidak merambah dan tidak ingin mengetahui tentang kehidupan orang-orang tersebut. Singkatnya, kita dapat mengambil beberapa faktor yang mempengaruhi orang-orang tersebut mengambil jalan yang terlarang, yang di antaranya; faktor pendidikan, kemiskinan, dan gaya hidup.
Pertama pendidikan, tentang pendidikan menurut saya adalah faktor yang penting, menjadi penentu tentang seseorang dalam kehidupannya, dapat mengambil jalan yang tidak sesuai dengan tata nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.