Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Bujangan

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apa yang Lebih dari Cinta di Hidup ini ?

19 Desember 2022   13:59 Diperbarui: 28 Desember 2022   04:40 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang lebih dari hidup dan cinta, apakah tujuan atau ambisi atau nafsu ? Tentunya untuk menyalakan lampu kehidupan dalam diri, kita membutuhkan semua itu; nafsu, ambisi, juga tujuan walau seringnya hanya untuk ego pribadi atau keuntungan diri sendiri. Namun, apakah itu buruk ? tanpa itu semua tentunya hidup kita hanya dipenuhi dengan kehampaan semata.

Sering kita dengar tentang, "Janganlah terlalu mengejar dunia, karena itu hanya sementara" entah itu hanya sarkasme atau memang suatu kata yang terlantunkan karena lelahnya menjalani kehidupan di dunia. Namun siapa yang tau hati... Pengorbanan dan perjuangan, tentunya kita patut untuk mengapresiasi diri sendiri untuk semua itu, walau kita tidak pernah tau hasilnya apa.

***

Mengenai kehidupan, banyak sekali dari kita yang mengatakan bahwa hidup untuk mencari suatu kebahagiaan... Entah dari keberhasilan karir, pendidikan, dan sebagainya. Namun nyatanya semakin dikejar semakin kekosongan/ kehampaan dalam hidup semakin terasa. Tak peduli seberapapun beratnya banyak orang yang mengejar itu, dimulai dari jalan yang lurus hingga menyimpang. Banyak alasan untuk itu; tentang kemapanan finansial, kehidupan yang layak, derajat, dan masih banyak lagi.

Namun apakah semua itu dijalani tanpa beban, jika memang tidak ? Lantas mengapa banyak kalangan milenial sekarang, atau beberapa di media sosial membicarakan tentang masalah mental, dan jenis yang lain yang berhubungan dengan itu. Jika semakin majunya suatu negara, teknologi, dan luas atau mudahnya dalam mendapatkan suatu pengetahuan... Tapi mengapa banyak susupan masalah mental di dalamnya, secara sederhana seperti berbalik dampak dari kemajuan tersebut. Hemm

Ternyata dengan itu semua; dengan majunya suatu negara, mudahnya akses informasi, dan semacamnya itu... Gaya hidup juga meningkat, kebiasaan-kebiasaan menjadi berubah, serta kultur sosial beralih. Samakah kehidupan sosial kita ? Dikatakan orang itu berhasil dengan memiliki sebuah mobil, motor bagus, atau sebagainya; bekerja di suatu pemerintahan, atau yang semacamnya. Tentunya ini bukan soal mampu atau tidak mampu, namun ini soal pertanyaan... Apakah seperti itu kehidupan ?

Banyak pula diantara kita yang masih terbentur dalam kemelaratan, bersikeras dalam mendapatkan suatu keadilan, serta berkubang dalam lumpur kehampaan. Kadang timbul pertanyaan dalam diri sendiri, "Ngapain sih ngurusin kaya ginian ?". Namun dari sini, mungkin yang melatarbelakangi tentang suatu pertanyaan, "Bagaimana sih kehidupan ?".

***

Tak lengkap tentunya jika kita membicarakan kehidupan, tanpa membicarakan cinta dalam hidup kita.

Tentunya membicarakan cinta dalam hidup kita, sangat luas cakupannya... Entah cinta pada gaya hidup kita, pekerjaan, keluarga tentunya, dan juga yang banyak orang tertarik tentang cinta antar manusia suatu hubungan cinta kasih antar individu yang berbeda. Membicarakan cinta dalam kehidupan manusia sedikit banyak akan mengantarkan kita pada suatu yang kita sebut kebahagiaan, efek ini timbul dari cinta yang kita miliki dari saling berbagi kesedihan dan kesenangan atau semacamnya.

Namun lagi-lagi, cinta juga memunculkan efek derita... Wkwk

Pencarian cinta untuk menemukan seorang kekasih hati dalam kehidupan didunia agar memiliki sahabat hidup yang baik, tidak merasakan kesepian/ kehampaan, serta pula kita dapat saling berbagi antara kebahagiaan serta kesedihan. Tak jarang pula memunculkan suatu bentuk pengorbanan serta perjuangan di dalamnya; butuh waktu, butuh perjalanan panjang, serta ada kesengsaraan pula di dalamnya (begitu kata lagu-lagu cinta). Namun tak ada salahnya juga, memang pula seperti itu adanya.

Kita diantarkan pada suatu bentuk konsep atau gambaran dalam suatu pencarian, khususnya disini pencarian cinta untuk mendapatkan seorang pasangan hidup...

Beberapa sumber mengungkapkan konsep dalam pencarian pasangan hidup yaitu menyamakan level; hal ini diperlukan agar dapat memperoleh pasangan yang diinginkan serta mendapatkan perasaan yang sama. Mendapatkan buah hati untuk dapat menambah kebahagiaan dalam rumah tangga, serta memberikan sesuatu yang lebih dari sekedar menghilangkan kesepian dalam hidup yaitu tentang cita-cita, harapan, serta legasi. Yaps, hal ini tidaklah gratis, ada pembiayaan di dalamnya... "Andai saja waktu bisa kembali dan ku hentikan, ingin ku hentikan dan kembali pada cinta sewaktu SMA itu". Hemm

Tentunya semakin kita dewasa, semakin kita sedikit banyak tahu tentang lika-liku kehidupan di dunia, yang mana semakin kompleks peristiwa yang menimpa... Cinta sejati dan saling melengkapi pastinya ada, tentu butuh waktu, untuk lebih menyiapkan diri kita yang mana diri kita juga harus pantas untuk menerima semua itu, keberuntungan pastinya kita harapkan, namun keberuntungan tidak datang berulang-ulang maka dari itu kata, "Pastas" lebih baik untuk ditekankan.

***

Lalu apa yang lebih dari sekedar cinta dan hidup di dunia?

Jika kita pergi dalam suatu religiusitas manusia, tentunya kita akan mengatakan semua ini telah ada yang mengaturnya. Namun kita juga memiliki kehendak bebas dalam memilih jalan mana yang kita tempuh, entah baik atau buruk kita yang menentukan... Tentunya kita akan semakin bertanya-tanya.

Namun jika kita mengetahui semua rahasia, atau jalan kita pada akhirnya apakah kita akan memiliki suatu dorongan atau motivasi atau suatu gairah untuk menjalani kehidupan. Coba bayangkan, jika akhirnya indah lalu untuk apa kita bekerja keras.. Atau pada akhir yang buruk, pastinya kita akan mengatakan untuk apa kita hidup.

Mungkin kebahagiaan itu muncul saat kita dapat menerima kehidupan kita, baik dalam bentuk kesenangan serta penderitaan. Kita tak perlu tahu akan akhir perjalanan, kita tak perlu mengungkap rahasia apa di dalamnya, namun kita perlu menentukan kehendak bebas kita pada suatu kebaikan, walau kita sadar bahwa keburukan itu dilakukan karena ketidaktahuan kita saja.

Heuhh,.. Tentunya tulisan ini didasari dari ketidaktahuan penulis, untuk itu perlu komentar atau tanggapan para pembaca... Terimakasih dan salam hangat dari penulis. Hehehe ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun