Generasi emas, suatu generasi penyongsong perkembangan dan kemajuan bangsa. Tentunya sudah sering sekali kita mendengar tentang istilah tersebut, sebagai sumber daya manusia yang memiliki arah untuk menuju kepada tahapan tersebut tentunya butuh tekad yang kuat. Membutuhkan bekal juga pondasi yang kokoh untuk menuju ke pada arah kemajuan tersebut. Maka dari itu, pemberian bekal tersebut diberikan sejak dini dari orang tua kepada anaknya, namun tak jarang juga karena terpaan dunia yang begitu kerasnya, suatu orang tua terkadang lupa akan apa kewajiban dari dirinya untuk anaknya, banyak pula yang tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya.
***
Stunting, Intelektualitas, dan Generasi Emas menjadi satu kesatuan yang saling berhubungan. Kesehatan menuntun kita untuk dapat hidup dengan segala macam aktivitasnya, dapat menggunakan pengetahuan memberikan kita arah hidup yang lebih bermakna, serta dari gabungan kedua point tersebut akan menghasilkan suatu generasi yang baik guna kemajuan suatu negara.
Dijelaskan dalam World Health Organization (WHO) Stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, terkena infeksi yang berulang, ataupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. Seorang anak dapat dinyatakan mengalami stunting jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO.Â
Sedangkan kecerdasan menurut wikipedia.org merupakan suatu yang didefinisikan sebagai kapasitas abstraksi, logika, pemahaman, kesadaran diri, pembelajaran, pengetahuan emosional, penalaran, perencanaan, kreativitas, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah. Secara umum kecerdasan dapat dipahami sebagai suatu kemampuan untuk memahami atau mengolah serta menyimpulkan informasi dan mempertahankannya sebagai suatu pengetahuan yang diterapkan secara adaptif dalam lingkungan atau konteks tertentu. Kemudian Intelektual merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, menggagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.
***
Dilansir dalam podcast youtube RGTV Channel ID, dengan judul Generasi Emas atau Generasi Dungu di 2045?. Rocky Gerung bersama Prof. dr. Fasli Jalal, Sp.GK., Ph.D. membicarakan tentang apa itu stunting dan pentingnya mengetahui tentang stunting itu sendiri. Fasli Jalal menjelaskan bahwa pentingnya mengetahui tentang stunting, guna menyiapkan atau menginvestasikan intelektual/ kecerdasan pada anak (generasi penerus bangsa) sejak dini.Â
Mengenai tumbuh kembang anak, khususnya dalam hal intelektual/ kecerdasannya disebutkan oleh Fasli Jalal bahwasanya sebetulnya hal tersebut sudah dipasangkan (diberikan) oleh sang pencipta dengan kesempurnaan 100 milyar sel otak (neuron), namun hal ini dapat berkurang (tidak sempurna) yang dikarenakan oleh proses kehamilan atau kondisi ibu yang kurang baik yang disebabkan dari berbagai faktor yang dialami oleh sang ibu (kondisi kedua orangtua). Masalah stunting ini katakan oleh Fasli Jalal merupakan pembicaraan yang sumir, yang dikarenakan dampak anak yang terkena stunting ini tidak dapat semata-mata terlihat ("secara faktual tidak terasa hal tersebut sebagai masalah") dengan analogi tokoh-tokoh atau seseorang yang memiliki tinggi badan "tidak terlalu tinggi" namun memiliki daya intelektual yang baik.
Data dari jurnal Maternal & child nutrition yang ditulis oleh Beal, T., Tumilowicz, A., Sutrisna, A., Izwardy, D., & Neufeld, L. M. yang terbitkan pada tahun 2018. Dengan judul A review of child stunting determinants in Indonesia. Menyatakan bahwa gizi buruk selama prakonsepsi (kondisi kesehatan orang tua sebelum terjadi pembuahan), kehamilan, dan menyusui; perawakan ibu pendek; kondisi ketika bayi di dalam rahim tidak tumbuh semestinya; kelahiran prematur; serta kehamilan pada usia remaja terbukti berhubungan dengan stunting pada anak di Indonesia. Beberapa elemen lain yang menjadikan anak stunting dalam lingkungan keluarga di Indonesia diantaranya terkait dengan praktik perawatan yang buruk, sanitasi dan pasokan air yang tidak memadai, kerawanan pangan, serta pendidikan orang tua yang rendah.
Dari informasi diatas, kita diantarkan pada pentingnya "1000 Hari Pertama Kehidupan" dimana terdiri atas 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati. 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan periode emas yang akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang buah hati hingga dewasanya. Disebut periode emas dikarenakan kehidupan seseorang sejak dalam kandungan itu sudah memiliki kemampuan untuk menyerap segala kegiatan intelektual berupa suara maupun getaran yang merangsang atau menstimulasi bayi, dapat dikatakan bahwasanya perempuan adalah merupakan sumber pertama pengetahuan (penyumbang terbesar kecerdasan seseorang). Kemudian barulah bahasa serta kognitif (kemampuan berpikir tinggi) yang dibangun pada usia 4 tahun pertama.
Setelah kita mengetahui akan penjelasan diatas, kita mendapat suatu gambaran tentang hubungan antara Stunting dengan kemampuan Intelektual dari seseorang. Secara sederhana kita mendapatkan pengertian bahwa pentingnya proses tumbuh kembang serta persiapan yang dilakukan orang tua dalam memberikan suatu kebutuhan pada sang buah hati sejak masa pembuahan.
***
Tentunya masalah Stunting ini tidak perlu kita khawatirkan secara berlebihan, namun dengan kita mengetahuinya tentu sedikit banyak kita akan memiliki persiapan yang cukup baik untuk mempersiapkan generasi penerus kita, daripada kita tidak mengetahuinya sama sekali.
Hal yang kita perlu garis bawahi dalam masalah stunting jika dilihat dari jurnal Maternal & child nutrition yaitu tentang pentingnya merencanakan kehamilan serta pentingnya mempersiapkan akan kelayakan memiliki pasangan; baik dalam hal finansial, mental, usia, pendidikan (pengetahuan), tempat tinggal, dll.
Jika kita lihat dari kebiasaan yang banyak masyarakat lakukan yang mana banyak pernyataan-pernyataan seperti: Umur segitu belum nikah kenapa.., Masih sendirian aja, itu temennya udah banyak yang punya anak.., dan masih banyak lagi. Tentunya seorang yang terus menerus di jejali dengan kata-kata tersebut akan mengalami kemuakan, serta tentunya akan menjadi hal yang buruk jika memiliki pasangan hanya berdasar untuk membungkam kata-kata tersebut.
Dari mengetahui akan pentingnya sebuah perencanaan dalam memiliki momongan, serta kesiapan kita untuk hidup berpasangan, dapat menjawab akan berbagai pernyataan-pernyataan yang dilontarkan dari sekeliling kita, serta dengan hal tersebut menjadikan kita semakin terdorong untuk dapat meningkatkan taraf hidup kita dengan memiliki generasi penerus yang baik. Diri masalah stunting pula, kita mendapatkan suatu pengertian tambahan bahwa memiliki anak bukanlah suatu kewajiban, namun memiliki anak merupakan suatu hal yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab serta keseriusan dalam memberikan kebutuhannya yang baik.
Terdapat beberapa kalangan masyarakat yang memiliki pengertian bahwa memiliki anak supaya mendapatkan rezeki semakin banyak, dapat meringankan ekonomi keluarga, atau yang sebagainya. Sedangkan pendidikan, kebutuhan, fasilitas, kesehatan serta yang lainnya tidak tercukupi dengan baik. Pengertian seperti ini tentunya harus dibuang serta untuk generasi milenial harusnya sudah tidak mempunyai pikiran tersebut. Kita sebagai generasi yang lebih maju haruslah memiliki pemikiran akan pentingnya mencukupi kebutuhan si buah hati/ generasi penerus, dapat memberikan warisan baik berupa ilmu pengetahuan (pendidikan yang baik) atau yang lainnya, serta tidak menjadi beban anak di masa tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H