Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Bujangan

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Millennial: Kecanggihan, Kecepatan, dan Keterlenaan

17 Oktober 2022   12:01 Diperbarui: 17 Oktober 2022   12:32 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/igovar igovar

Dalam jurnal ilmiah dari Azka, F., Firdaus, D. F., & Kurniadewi, E. (2018), dengan judul Kecemasan sosial dan ketergantungan media sosial pada mahasiswa yang dimuat pada Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi. Menyebutkan bahwa peran media sosial dalam kehidupan masyarakat menjadikan seseorang dapat dengan mudah mengekspresikan dirinya serta dapat menjadi sarana yang memberikan suatu citra diri yang baik bagi kehidupan seseorang, dapat diasumsikan sebagai media kedua dalam bersosialisasi.

Namun sayangnya, tanpa di sadari penggunaan media sosial ini bukan dilakukan dengan tujuan untuk lebih meluaskan cakupan komunikasinya di khalayak ramai, serta membagikan hal positif lainnya. Melainkan media yang digunakan sebagai pelarian seseorang yang memiliki kegagapan dalam berkomunikasi secara langsung di dunia nyata.

Kegagapan komunikasi ini dapat disebut juga sebagai kecemasan sosial, dimana seorang yang memiliki kecemasan sosial ini digambarkan dengan adanya perasaan takut atau khawatir dari seorang individu saat berada pada situasi sosial. Kecemasan sosial ini dicirikan  dengan perasaan gugup, pemalu, pendiam, dan mengantisipasi untuk tidak berinteraksi dengan orang lain demi menghindari pandangan negatif dari orang lain terhadap dirinya.

Dari kecemasan sosial ini membentuk suatu pola yang signifikan, dimana seseorang dengan masalah tersebut akan senantiasa lebih memilih berlama-lama dalam penggunaan media sosialnya, serta aktif dalam bertutur kata atau berkomentar. 

Disebutkan dalam jurnal tersebut dimana "seorang dengan kecemasan sosial diidentifikasikan dengan kecakapannya dalam  berkomunikasi secara online, dimana membuat individu tersebut merasa didengarkan, mereka juga merasa lebih mudah dalam mengekspresikan dirinya. Situasi tersebut membuat penggunaan media sosial mengalami peningkatan secara pesat dan signifikan".

Dari penggunaan media sosial yang menjadi pelarian para kaum yang mengalami kecemasan sosial, media sosial juga memberikan efek yaitu Cybersexual Addiction atau kecanduan seks dunia maya. Dimana hal tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini.. .

Cybersexual Addiction

Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya kemajuan teknologi ini juga memberikan kemudahan kita untuk menelusuri website atau situs-situs dewasa, yang dapat dengan mudah diketahui dan ditelusuri pula oleh kalangan remaja atau kalangan yang masih di bawah umur. 

Cybersexual Addiction atau kecanduan seks dunia maya sendiri merupakan kecanduan seksual yang ditandai dengan aktivitas seksual maya melalui internet, hal ini menyebabkan konsekuensi negatif serius terhadap kesejahteraan fisik, mental, sosial, dan keuangan seseorang.

Dari kemudahan untuk menelusuri website atau situs-situs dewasa tersebut, dengan semakin canggihnya kemajuan teknologi ini memunculkan pula media atau aplikasi-aplikasi yang menyuguhkan tentang kemudahan kita dalam mengakses hal tersebut. Seperti halnya aplikasi live chat yang berkedok prostitusi, aplikasi penyedia jasa "tersebut", dan lain sebagainya.

Discussion

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun