Buntut dari kedatangan atau keikutsertaan Ade Armando dalam aksi demonstrasi yang digelar oleh mahasiswa pada hari Senin, 11 April 2022 kemarin membuahkan hasil diamana seorang Ade Armando menjadi bulan-bulanan segelintir orang yang mengikuti aksi demo mahasiswa tersebut.Â
Beberapa pengamat dan juga ahli melihat situasi tersebut dikarenakan karena buah dari perkataan yang sering terlontar dari ucapan Ade Armando di berbagai stasiun televisi atau media online yang kerap kali membuat sakit hati beberapa kelompok masyarakat, dan juga atas perasaan akan hukum yang tumpul berat sebelah akan masyarakat yang pro dan kontra dengan pemerintah. Â
Walau demikian, Para ahli dan pengamat, seperti Rocky Gerung mengungkapkan di channel youtubenya bahwa kejadian yang dialami oleh Ade Armando sangat disayangkan dan seharusnya kejadian tersebut tidak sampai terjadi. Begitu pula, Sultan Rivandi mantan Ketua Dewan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah juga menyayangkan akan kejadian yang dialami oleh Ade Armando tersebut.
Dari kejadian tersebut tentunya pemerintah harus lebih membuka mata dan kejadian tersebut harus menjadi sebuah pukulan keras, karena tidak boleh kita pungkiri kejadian-kejadian tersebut juga merupakan bentuk pembiaran dari pemerintah yang mempertontonkan pertunjukan akan saling sindir dan saling hina antar kelompok-kelompok yang berselisih. Sehingga terjadi suatu gerakan kekerasan seperti yang dialami oleh Ade Armando.Â
Dari gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut dan atas kejadian yang dialami oleh Ade Armando, kebijakan-kebijakan yang dibuat selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo haruslah lebih mementingkan akan kemaslahatan seluruh warga masyarakat Indonesia baik dari segi masyarakat pro pemerintah maupun masyarakat yang kontra pemerintahan, dan juga konsumsi publik atas pemberitaan mengenai isu-isu baik ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan agama haruslah dibatasi dan memperlihatkan pembicara-pembicara yang berbobot.Â
Menampilkan para ahli-ahli yang memang benar-benar mengerti akan permasalahan tersebut, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antar masyarakat dan terjadilah suatu iklim yang sejuk di lingkungan masyarakat.Â
Perlunya pengkajian ulang dari warga sekitar presiden atau tim-tim pembantu presiden, dimana para pembantu-pembantu presiden tersebut haruslah memang benar-benar menguasai akan tugas pokoknya sebagai pembantu presiden bukan hanya dipilih atas dasar keikut sertaannya dalam mambantu pemenangang pasca pemilihan presiden saja (bagi-bagi kue).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H