Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Bujangan

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memimpikan Surga

8 April 2022   15:55 Diperbarui: 8 April 2022   20:59 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kadang kita sering memikirkan sesuatu yang dalam bayangan kita indah, namun kita lupa ada gerakan yang harus dilakukan di dalamnya. Dalam lamunan dan angan yang kita bayangkan semua tampaknya berjalan dengan indah jika itu terwujud jadi kenyataan, tapi apakan jika telah nyata bayangan itu tetap indah.. . seperti apa yang kita bayangkan tentang surga. Mungkin kita bisa dapat ambil jawaban bahwa kita tidak tahu, apakah keindahan itu nyata atau hanya semu belaka.. .

Dalam hidup sering kita lupa bahwa sebenarnya surga, keindahan yang kita bayangkan bukan lah sebuah kenikmatan (menurut saya). Dalam hidup didunia, suatu kenikmatan hasilnya hanya akan mendapatkan suatu hal yang semu adanya, kenikmatan itu tidak nyata dan hanya berasa dengan sangat cepat, kenikmatan baik dalam hal percintaan, materi, ataupun suatu yang kita senangi.

 Itu hanya sesuatu yang sebentar, pada akhirnya bagaimana cara kita dalam mempertahankan akan kenikmatan tersebut, semisal detik ini kita menulis dan banyak materi yang bisa kita tulis tanpa ada jeda, namun apakah detik atau menit setelahnya masih ada materi itu apa kita perlu memikirkan lagi tentang bagaimana dan apa baiknya kata dan isi dalam tulisan tersebut.. . 

jawabnya pasti kita butuh ide lagi untuk melanjutkan paragraf setelahnya. Dengan kata lain, kenikmatan hidup adalah suatu perjuangan dan secara kita dapat ambil kesimpulan bahwa hidup ini adalah perjuangan.

Kemudian, bagaimana jika kita memimpikan surga ? Apakah surga di kehidupan abadi setelah kita tiada akan indah seperti apa yang kita bayangkan ? jawabnya kita tidak tau, itu yang paling tepat menurut saya, dari pada kita menerka-nerka dan meraba-rabanya. Untuk itu bagaimana hidup yang nyata di dunia ini harusnya kita lakukan, apakah hanya hidup diam dan hanya dibayangi dan dipenuhi pikiran yang sesak akan angan-angan dan harapan kita saja.. . 

Tentunya tidak, kita perlu sebuah gerakan dan suatu perjuangan untuk kehidupan. Untuk itu tentunya kita perlu merubah pemikiran tentang pengertian dari suatu kata kenikmatan. Bahwasanya makna kata tersebut harus kita ganti dari pengertian kenikmatan yang berartian nikmat seperti saat kita makan sesuatu yang lezat atau nikmat saat kita bisa membeli sesuatu yang kita inginkan dari jauh-jauh hari atau nikmat ketika kita bercinta, bermesraan dengan pasangan kita.

 Bahwasanya nikmat yang benarnya atau hakiki adalah nikmat kita dalam menjalani sebuah perjuangan. Dari dasar pemikiran bahwasannya hidup adalah suatu perjuangan; apa yang kita miliki, apa yang kita cintai, ataupun apa yang kita geluti sekarang adalah suatu perjuangan, tanpa adanya perjuangan untuk apa yang kita miliki sekarang pada akhirnya itu akan berakhir dengan kehampaan dan hanya berbuah kekecewaan.

Jika kita rubah makna kenikmatan tersebut, menjadi suatu yang bermakna perjuangan lalu bagaimanakah kenikmatan yang ada di surga.. . Apakan juga nantinya kita disana juga butuh perjuangan ?

Dari pertanyaan tersebut saya mendapatkan suatu jawaban bahwasanya.. . Jika apa yang kita pikirkan hanya sebuah kenikmatan-kenikmatan dan hidup hingar-bingar seperti orang-orang yang ada pada media sosial saja apakah itu bakal menjadi nyata.. . 

Sebab pada dasarnya baik di agama manapun dalam mengisi suatu kehidupan didunia bukanlah apa yang kita tunjuk tunjukan dan pamerkan di media sosial atau kehidupan nyata dengan orang lain, tapi bagaimana kebermanfaatan kita untuk orang lain. 

Dengan kebermanfaatan kita hidup di dunia, pastilah kita tidak perlu menunggu dan mengira-ngira atau meraba-raba akan bagaimana keindahan surga, dengan hidup yang bermanfaat pastilah kita selalu senantiasa dibarengi dengan keceriaan dan suatu kebahagiaan di dalam hati kita masing-masing, kita akan merasa bangga dengan diri kita dan pastilah hidup senantiasa seperti disurga. 

Jika kita hanya memiliki cinta, harta ataupun benda, juga kemampuan dalam bidang apapun tanpa kita bisa membaginya dengan orang lain atau bahkan kita tidak memiliki kerelaan untuk membaginya dengan orang lain apakah segala materi tersebut akan terasa indah dan kita memiliki kenikmatan dalam mempunyainya.. .

Dari situ kita dapat pengertian bahwasanya sesungguhnya surga adalah perjuangan.. . Dimana didalamnya terdapat kenikmatan dalam bentuk perjuangan dan kebermanfaatan kita dalam kehidupan di dunia. Jadi apa yang kita perjuangkan saat ini,dan jika itu akan bermanfaat untuk orang disekitar kita, itulah surga di dunia. 

Surga dunia bukanlah kita bercinta dengan wanita/ pria yang kita idam-idamkan, bukanlah apa yang kita punyai lalu di bagikan di media sosial kita lalu mendapat tanggapan banyak (like/ komentar) dari para pengikut kita, karna 70% pasti hanya untuk pamer dan pencitraan untuk kebermanfaatannya 30% bahkan kurang (kita manusia, kita sama plis jangan muna lah).

Paragraf terakhir merupakan kesimpulan dengan isi sebagai berikut.. . Kehidupan di dunia merupakan suatu perjuangan, dengan perjuangan yang lebih berat dan sedikit orang yang bisa melewatinya tentunya perjuangan tersebut bukanlah perjuangan biasa.

 Setiap orang dari kita tentunya memiliki bentuk perjuangan yang berbeda-beda jika kita merasa perjuangan tersebut adalah perjuangan yang sangat berat maka teruskan dan jangan pernah berpikir meninggalkan karena Tuhan senantiasa membersamai kita.

 Tentu pada akhirnya pasti cahaya terang itu akan menyala dan meninggalkan kehampaan kita dalam kegelapan, yang bahkan bayangan kita tak mau menemani. Kehidupan yang sesungguhnya adalah kebermanfaatan kita dalam lingkungan sekitar kita dan bagaimana kita melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban kita dengan bentuk perjuangan tersebut. Pastilah memang berat, tapi tenang pasti ada jalan.

*tulisan ini ditujukan untuk diri saya sendiri, untuk memotivasi saya sendiri. Tidak ada maksud sedikitpun untuk menggurui. Harapan dalam tulisan ini, semoga diri saya bisa terus berkembang lebih baik lagi kedepannya dan terus berjuang. Jika pembaca merasa tulisan ini bermanfaat, itu merupakan suatu bonus di kehidupan saya dalam sesi hidup abad. Terima Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun