Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Bujangan

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ah, Kok Gini Sih Kuliah? Nyesel Aku Ambil Jurusan Ini.. .

17 Maret 2022   00:12 Diperbarui: 2 April 2022   17:37 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi salah jurusan kuliah | Sumber dari www.kompas.com

Sukses dalam meraih pendidikan memang sangatlah menyenangkan. Seperti aku misalnya, saat masih sekolah pada jenjang pendidikan SD ingin cepat-cepat lulus supaya bisa ke jenjang berikutnya, yaitu SMP.

Kemudian juga saat pada jenjang sekolah SMP, ingin cepat-cepat lulus dan segera masuk SMA. Nah, telah sampailah pada kelulusan jenjang SMA, di sini dilema datang.

Sebenarnya sama saja sih, masalah dilema ini selalu timbul saat kita dihadapkan pada suatu pilihan.

Seperti halnya saat lulus sekolah pada jenjang SD, kita juga mendapatkan dilema dalam memilih sekolah SMP mana yang akan kita daftar. 

Kemudian juga, saat kita sudah masuk SMP dan kemudian lulus, kita juga dihadapkan dalam dilema untuk mendaftar ke SMA/SMK. Pilihan ini bertambah karena kita dihadapkan dalam memilih jurusan.

Pada puncaknya jika kita salah memilih atau dapat dikatakan terpaksa karena kita diterimanya kebetulan di sekolah yang tidak kita inginkan, maka akan menjadikan motivasi dan semangat untuk bersekolah jadi berkurang, hasilnya prestasi belajar kita menjadi buruk.

Masuk SMA/SMK dilema yang datang semakin besar jika dibanding dengan tingkatan SD maupun SMP. Dapat dikatakan pada jenjang sebelumnya kita masih dalam anak-anak menuju remaja sehingga kita belum begitu peduli dengan masalah-masalah yang akan kita ambil untuk tujuan masa depan atau apa yang kita cita-citakan. 

Saat sudah memasuki jenjang pendidikan formal SMA/SMK, kita dihadapkan dalam kondisi kedewasaan yang sudah cukup matang.

Kita sudah dapat membedakan mana yang baik dan benar secara sadar dari pemahaman kita.

Kita juga sudah dapat memilih apa yang ingin kita raih untuk ke depannya. Walaupun masih tetap dalam proses mencari jati diri.

Tentunya masalah anak SMK dan masalah anak SMA berbeda, pada umumnya anak-anak yang bersekolah di SMK setelah lulus akan mencari kerja, untuk melanjutkan ke taraf pendidikan yang lebih tinggi masih belum terlalu banyak jika dibandingkan dengan anak-anak SMA. 

Begitu pula sebaliknya, untuk anak-anak yang bersekolah di SMA setelah lulus pastinya akan berbondong-bondong mencari informasi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, untuk yang langsung ingin bekerja sangat minim. 

Namun kembali lagi dengan pilihan, baik SMK ataupun SMA dapat sama-sama memilih melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ke bangku perkuliahan.

Seringkali pilihan kita untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi ini, kita dihadapkan pada dilema. Timbulnya dilema ini pada umumnya tentang masalah kita dalam memilih jurusan dan kampus mana kita ingin daftar. 

Kadang kita ingin kuliah di suatu kampus A misalnya, namun jurusan yang ingin kita ambil tidak ada. Begitu sebaliknya, saat jurusan yang ingin kita ambil ada, namun kampusnya tidak cocok dengan kita entah karena alasan kejauhan atau apapun. 

Banyak pula para calon mahasiswa yang hanya ikut-ikutan tren karena teman-temannya tanpa memiliki pilihan sendiri, bahkan ada juga  yang hanya mengikuti perintah dari orang tua.

Pada tahapan awal setelah kita diterima dan masuk mengikuti perkuliahan, mungkin belum begitu kesulitan. Kesulitan itu biasanya timbul setelah kita masuk dan mengikuti proses perkuliahan karena nyatanya tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Oleh kareanya proses persiapan sangatlah penting, karena dengan persiapan yang baik tentunya kita pasti akan mendapatkan hasil yang baik pula. 

Keinginan-keinginan kita jika tidak dibarengi dengan persiapan yang matang dan keyakinan yang mantap, maka hasilnya juga akan membuat kita putus asa. 

Seumpama kita sudah masuk di kampus dan jurusan yang kita inginkan, namun hanya sebatas ingin dan tidak mau mempersiapkan apa yang dibutuhkan untuk mengikuti perkuliahan tersebut, ya pada akhirnya kita juga akan keteteran dan kesulitan.

Kata ini "Ahh, kok gini sih kuliah..? Nyesel aku ambil jurusan ini" bukanlah kalimat yang akan muncul di awal mengikuti proses perkuliahan, tapi biasanya di pertengahan atau bahkan di akhir setelah tahu lulusnya susah. Pastinya sangatlah miris jika sudah mendekati garis finish, justru kita ingin menyerah atau bahkan menyerah.

Pada intinya, semua yang kita jalani dan kita miliki adalah yang terbaik untuk kita. Baik pilihan yang ingin atau tidak ingin kita ambil semuanya sebenarnya adalah baik, namun perasaan kita lah yang menjadikan apa yang dijalani terasa berat. 

Kalau keinginan kita untuk masuk di suatu jurusan atau di suatu perguruan tinggi tidaklah terpenuhi, namun kita menjalani dengan ikhlas dan sungguh-sungguh dengan mempersiapkan segala kebutuhannya dengan baik dan matang, maka hasilnya juga akan baik bahkan bisa maksimal. 

Begitu pula, dengan keinginan kita untuk masuk di suatu jurusan atau di suatu perguruan tinggi dapat terpenuhi namun kita cepat puas dan merasa bangga, sehingga terlena dan lupa untuk mempersiapkan akan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipersiapkan maka tentunya hasil yang kita dapatkan akan menjadi buruk. Bahkan lebih miris lagi, setelah harapan yang terpenuhi namun ternyata setelah menjalani prosesnya tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan, sehingga menyebabkan penyesalan. 

Oleh karena itu, semuanya butuh persiapan yang matang dan harus selalu berusaha seoptimal mungkin.

Kadang kita lupa bahwa di semua proses, jalan, dan pilihan yang kita ambil pastilah terdapat rintangannya tersendiri. Maka dari itu, jalani prosesnya sehingga tidak ada kata "Ahh, kok gini sih kuliah..? Nyesel aku ambil jurusan ini".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun