Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Bujangan

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudut Pandang "Aku Mikirnya Gini, Kok Kamu Mikirnya Gitu?"

16 Maret 2022   00:34 Diperbarui: 2 April 2022   18:29 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permasalahan sosial merupakan permasalahan yang timbul diantara individu yang dikarenakan ketidak tahuannya dan ketidak pekaannya.

Bukan lagi menjadi rahasia umum dimana banyak antara tetangga kita yang sering bergunjing membicarakan tingkah laku atau pilihan hidup dari seseorang, pembicaraan itu dirasa menjadi sebuah dialog yang menyenangkan dan menghibur di waktu luang. 

Bagaimana tidak pembicaraan yang paling mengasikan adalah pembicaraan dengan tema yang membahas akan kegagalan seseorang, dan keberhasilan seseorang akan menjadi kekhawatiran yang menyebabkan pembahasan antar masyarakat menjadi pembicaraan yang negatif. 

Tidak dipungkiri memang, baik kegagalan dan kesuksesan dari seseorang yang dibicarakan di dalam pembicaraan pergunjingan itu memang jatuhnya akan menjadi pembicaraan yang negatif. Kemudian bagaimana kita menyikapi ini ?

Kita pastinya tau mana hal yang benar dan mana hal yang salah. Secara normatif, penjelasan singkat di atas pastinya kita akan beranggapan bahkan meyakinkan bahwa apa yang dilakukan di atas merupakan hal yang tidak penting karena merupakan kegiatan yang sering kita sebut "bergosip", merupakan sebuah kegiatan yang tidak produktif, menyita waktu/ membuang-buang waktu, bahkan dalam agama kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang tercela yang jika dilakukan akan mendapatkan dosa.

Namun tentunya, dengan kedewasaan berpikir dan maraknya ilmu pengetahuan yang dipertontonkan setelah terjadinya pandemi covid-19 di berbagai media sosial. Kita tidak bisa langsung menilai bahwa kegiatan tersebut merupakan hal yang negatif dengan terang-terangan. Kenapa?

Secara tidak langsung kita sering menerka-nerka dan menganggap suatu perbuatan tercela dengan tanpa mengetahuinya secara mendalam terlebih dahulu, kita sangat gagap sebenarnya dalam berbagai cabang ilmu khususnya di sini ilmu sosial atau sosiologi. Secara awam penulis menuliskan ini, untuk menjelaskan permasalahan sosial tersebut. 

Jika kita telaah dan memahami secara runut kegiatan tersebut sebenarnya berguna untuk ilmu pengetahuan atau pengalaman jika dikemas tanpa adanya sentimen namun memang sentimen ini tantangan berat karena menyangkut karakteristik dan isi hati seseorang. 

Pembicaraan mengenai pemilihan jalan yang seseorang ambil, kegagalan, dan kesuksesan dapat menjadi ilmu pengetahuan kita dalam menjalani hidup sehari-hari, dengan mengetahui proses apa yang seorang ambil akan memudahkan kita dalam menjalankan kehidupan karena dengan kita tahu kita akan menjadi lebih hati-hati dalam melangkah dan dapat lebih waspada dalam menjalani kehidupan.

Yang harus kita pahami dan dalami lagi sebenarnya hanyalah bagaimana kita bersikap, banyak sebutan- sebutan ahir-ahir ini seperti : sumbu pendek, baparan, sering termakan hoak, dll yang secara tidak langsung menandakan bahwa sikap tersebut merupakan sikap yang buruk yang secara ilmu pengetahuan menandakan bahwa orang-orang atau masyarakat di kita adalah masyarakat yang sangat kurang literasi, malas belajar, dan kurang wawasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun