Mohon tunggu...
rahajeng primastiti
rahajeng primastiti Mohon Tunggu... -

simple love

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Benih

18 Juli 2012   15:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:49 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

gradasi ego dan cinta begitu jelas mewarna.

sepucuk potongan asa menggerus lamunan.

cobalah di sana kau tertawa.

mungkin ombak dapat menyatukan kedalaman cinta, dan kedangkalan pikiran.

seperti langit yang menunggangi awan.

tak cukup satu pengorbanan.

agar langit tetap di tempatnya, menjulang dan menaungi semesta.

sesaat seperti asap yang membekas, hitam, kelam.

namun bersatu, melebur dengan udara.

hangat helanya.

pujian ini melebur, menyatu, seperti benih dan tanah.

menumbuhkan sang juara yang berdiri, sekokoh pohon jati ribuan tahun.

akan kukenang masa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun