Mohon tunggu...
Ajeng Suci Ratnaningsih
Ajeng Suci Ratnaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Ajeng Suci Ratnaningsih merupakan alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2023. Saat ini sedang menempuh studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan bidang studi Bahasa Indonesia di Universitas Ahmad Dahlan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PKM-PM UAD Canangkan Dusun Nandan sebagai Balai Edukasi Pengolahan Sampah

23 Juni 2021   15:11 Diperbarui: 23 Juni 2021   15:37 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hingga kini permasalahan sampah di Indonesia masih menjadi perbincangan utama. Tidak dapat dipungkiri negara Indonesia masih berjuang dalam menangani permasalahan sampah, baik dalam skala daerah maupun nasional. Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengakui bahwa pada tahun 2020 total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton. Yang artinya terdapat sekitar 185.754 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk. Atau kurang lebih setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per harinya.

Provinsi DI Yogyakarta menjadi salah satu wilayah darurat sampah. Hal ini terbukti di sekitar awal Januari tahun 2021, para warga sekitaran TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Piyungan secara serentak memblokade jalan utama lalu-lintas truk sampah dari 2 kabupaten (Bantul dan Sleman) yang menuju dermaga. Kabupaten Sleman memang menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di TPST Piyungan, Bantul. Dengan jumlah penduduk sekitar 1.075.575 jiwa, volume sampah yang dihasilkan mencapai 2.308 m3 perhari, dengan kisaran volume sampah yang dihasilkan setiap orang mencapai 466,02 m3 per hari (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2020).

Tingginya jumlah volume sampah di Kabupaten Sleman ini disebabkan oleh kesalahan masyarakat dalam mengelola sampah. Yakni tidak adanya pemilahan terhadap sampah organik maupun anorganik secara mandiri (tingkat rumah tangga) yang kemudian menimbulkan sampah-sampah tersebut tidak dapat di daur ulang. Jika colleting sampah secara mandiri dapat dilaksanakan pada tiap-tiap rumah tangga. Maka hal tersebut dapat meminimalisir jumlah volume sampah yang dibuang di TPST Piyungan, Bantul.

Kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah ditaraf rumah tangga perlu ditingkatkan. Maka dari itu, mahasiswa UAD yang tergabung sebagai tim dalam PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) Pengabdian Masyarakat mengajukan pengabdian di Dusun Nandan. Pemilahan Dusun Nandan sebagai lokasi pengabdian, didasarkan pada jumlah penduduk yang banyak (550 KK berdasar hasil sensus tahun 2020). Selain itu Dusun Nandan telah memiliki pemilahan terhadap sampah anorganik yang kemudian didaur ulang untuk dirongsokkan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Salah satu program yang dicanangkan dalam kegiatan PKM-PM UAD ini adalah "Pembentukan Balai Edukasi". Isi kegiatan dari "Pembentukan Balai Edukasi" yaitu, a) membentuk Relawan Sadar Lingkungan, kader dan anggota relawan sadar lingkungan ini nantinya akan ditetapkan sebagai pelopor dan penggerak dalam mengelola sampah organik dan anorganik di Dusun Nandan, serta menyebarkan informasi kepada masyarakat setempat terkait pengelolaan sampah yang baik dan benar bersasis technopreneurship sehingga dapat menghasilkan profit.

Kegiatan b) merumuskan program kerja, program kerja tersebut nantinya akan dilaksanakan bersama oleh tim PKM-PM UAD beserta karang taruna Dusun Nandan yang ditetapkan sebagai relawan sadar lingkungan. Program kerja yang dirumuskan meliputi kegiatan pengelolaan sampah organik dan anorganik yang akan dijadikan sebagai sentra usaha, untuk sampah organik akan dikelola menjadi pupuk organik dan pakan ulat maggot, untuk sampah anorganik akan didaur ulang melalui apliakasi digital bernama Rapel.id. Program kerja lainnya meliputi praktik dan pelatihan mengenai pengemasan dan pemasaran produk, serta pengelolaan keuangan secara digital dengan menggunakan aplikasi Buku Warung. Kegiatan c) merumuskan sentra usaha yang akan dijalankan, berupa sentra usaha pupuk organik yang menggunakan bantuan dari biaktivator (em4), sentra usaha pupuk kasgot, dan juga usaha pakan ternak dari ulat maggot.

Dengan adanya "Pembentukan Balai Edukasi" di Dusun Nandan ini, diharapakan akan terciptanya zero waste industry, masyarakat yang sadar akan pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri pada tingkat rumah tangga, dan tentunya dengan ditetapkannya Dusun Nandan sebagai pelopor dari kegiatan ini, maka diharapkan akan menimbulkan kesadaran-kesadaran pada berbagai masyarakat di lingkungan sekitarnya untuk turut ikut serta berkontribusi melakukan pengelolaan terhadap sampah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun