Desa Padusan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu desa yang bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang dalam kegiatan KKN Tematik Membangun Desa tahun 2022. Kecamatan Pacet memiliki kesenian khas yaitu Bantengan. Kesenian bantengan merupakan kesenian yang dipercaya berasal dari Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Seni tradisional bantengan merupakan sebuah seni pertunjukan yang kental dengan budaya dan tradisi yang menggabungkan beberapa unsur kesenian lainnya.Â
Mulai dari sendra tari, olah kanuragan, musik gamelan, dan juga syair jawa/mantra yang sangat kental dengan nuansa magis dan mistis. Dalam pertunjukan kesenian Bantengan ini diyakini sukses dan membuat penonton semakin tertarik yaitu pada saat masuk dalam tahap "trans" dimana pada tahapan tersebut pemain pemegang kepala banteng, macan dan beberapa pelaku pemain lainnya menjadi kesurupan arwah leuhur (Dhayangan). Seiring berkembangnya zaman, pembuatan bantengan ini semakin diperbarui.Â
Kepala banteng dibuat dari kayu yang diukir sampai mirip identik dengan kepala banteng yang asli, kemudian badan banteng menggunakan kain hitam yang menyambung dengan ekor banteng.
Pada masa dulu bantengan dipercaya dapat digunakan sebagai ritual dan lain sebagainya. Namun pada masa sekarang, bantengan digunakan sebagai tontonan di depan banyak orang untuk memperingati Khitanan, Pernikahan, Ruwatan Desa, Karnaval, Pawai, HUT RI, Syukuran dan berbagai acara lainnya.
Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Padusan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Tepat pada tanggal 6 September 2022, diadakan kegiatan peringatan HUT RI ke 77 sekaligus dengan syukuran karena telah terpilihnya dua siswa SD Negeri Padusan  yaitu Ghizella Dwi Fairera Ainurrahmah dan Nizar Ashraf syahreza sebagai gus yuk cilik Kabupaten Mojokerto tahun 2022.
Kegiatan ini juga sekaligus untuk menyambut 9 mahasiswa KKN Tematik MD Universitas Negeri Malang yang selama 4 bulan kedepan akan menjadi warga Desa Padusan. Mereka adalah Ajeng Sri Suhartanti, Ahmad Fadil Al Fatin, Huriyah Ar-rohmah, Amanda Widya Putri, Afi Rizqi Zakaria, Fariza Eky Putri Rahmadita, Firdha Rizki Nurulita, Redito Aulia Ahsani, dan Martha Vena Kusuma Wardani.
Dalam kegiatan ini diawali oleh pawai drumband Gema Tirta Welirang dari SD Negeri Padusan yang membawakan berbagai macam lagu daerah dan pop. Selanjutnya diikuti oleh mobil perang yang membawa Gus Yuk Cilik dengan kostum ciri khasnya.
Lalu mahasiswa KKN Tematik MD UM mengikuti di belakangnya, dan yang terakhir dari kelompok bantengan. Seluruhnya berjalan memutari desa dengan ditonton oleh seluruh warga yang sudah menunggu di depan rumah mereka masing". Disini mahasiswa KKN UM berkesempatan untuk mengetahui dan diketahui oleh seluruh masyarakat Desa Padusan.Â
Setelah diarak mengelilingi Desa Padusan, kegiatan ini finish di gedengan Desa Padusan. Terdapat lahan yang cukup luas yang dijadikan sebagai tempat puncak bantengan. Saat memasuki lokasi gedengan pembawa acara menyambut seluruh peserta, sekaligus menyambut kedatangan mahasiswa KKN UM 2022.
Disini serangkaian kesenian bantengan ditampilkan, mulai dari iringan musik tradisional, pencak silat tunggal, sabung, topeng macan dan ogo-ogo, dan olah kanurangan, serta acara puncak yaitu bantengan.
                                              Â
Kami selaku mahasiswa KKN Tematik MD UM 2022 berharap, kegiatan ini tetap dilestarikan dan semakin dikembangkan oleh seluruh lapisan masyarakat Desa
Padusan. Karena kegiatan bantengan ini juga dapat menambah kekayaan budaya Indonesia. Maka dari itu marilah kita sebagai putra-putri Majapahit untuk terus melestarikan semua budaya termasuk kesenian tradisional Bantengan agar tetap menjadi keindahan kebudayaan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H