Jujur, tumbuh dewasa itu agak menakutkan, ya. Bukannya mau dramatis atau apa. Tapi rasanya tuh kayak dihempaskan dari pesawat ruang angkasa dan melayang-layang tanpa arah di tata surya. Barangkali itu metafora yang pas untuk menggambarkan perasaan cemas yang penulis rasakan saat ini.
Meski tidak semua orang sedang mengalaminya, penulis yakin kalau kebanyakan anak muda usia 20-an pernah merasakan yang namanya krisis eksistensi diri dan kebingungan pasal ke mana biduk kehidupan akan melaju. Sebab itulah yang biasa terjadi pada proses pendewasaan diri atau coming-of-age.
Kita mulai bertanggung jawab sepenuhnya atas diri sendiri. Jati diri mulai terbentuk dan kita mau tidak mau harus memastikan semuanya dapat berjalan dengan baik. Tapi sayangnya, terkadang yang terjadi malah sebaliknya. Semuanya semrawut dan kita tidak tahu harus apa. Rasa bingung dan kecemasan melanda diri sendiri sampai kita bertanya apa yang salah dengan diri ini. Mengapa kita tidak bisa melakukannya lebih baik lagi? Â
Untuk menjawab frustasi kaum muda yang sangat universal ini, penulis sudah mengumpulan beberapa film coming of age yang pastinya bisa menyuarakan keresahan yang sedang kalian alami. Yuk dicek bareng-bareng.
One Million Yen Girl (2008)
Apa jadinya kalau kucingmu dibuang begitu saja oleh teman sekosan? Kalau Suzuko sih, dia gantian membuang barang-barang berharga milik si teman supaya mereka berdua imbas. Meski sepintas hal ini pantas diterima, sayangnya temannya yang menyebalkan itu melaporkan Suzuko ke pihak kepolisian. Mau tak mau, Suzuko harus dipenjara selama beberapa waktu.
Setelah masa tahanannya habis dan punya cap sebagai mantan napi, para tetangga tak henti-hentinya menggunjing. Adiknya bahkan sampai dirundung. Karena sudah muak, gadis independent ini memutuskan untuk pergi ke luar kota. Ia berikrar bahwa setelah berhasil mengumpulkan uang sebanyak satu juta yen (atau sekitar Rp100juta), Suzuko akan pergi ke kota baru lainnya. Dia hidup layaknya semi-nomaden di Tengah belantara dunia.
Keputusan Suzuko tersebut didasarkan pada keinginnya untuk membangun hidup yang baru dan meninggalkan kehidupan lamanya yang tercoreng. Dia pergi ke tempat-tempat lain di mana tidak ada seorangpun yang mengenalnya. Meski tampak seperti figur yang menginspirasi, Suzuko sebenarnya hanyalah melarikan diri dari kenyataan dan menyembunyikan jati dirinya yang asli.
Like & Share (2022)
Lisa dan Sarah adalah sepasang sahabat berusia 17-an yang punya mimpi untuk menjadi pembuat konten ASMR yang sukses. Namun di sela-sela upaya mereka, keduanya dihadapkan dengan polemik yang menguji hubungan persahabatan. Lisa kecanduan pornografi dan masturbasi. Ia bahkan sampai terpergok ibunya sedang menonton video dewasa. Ibunya tidak setuju Lisa membuat video ASMR karena dianggap tidak berguna. Sarah hadir sebagai kawan yang meyakini bahwa ia menerima Lisa apa adanya dan berusaha membantu masalah adiksinya itu.
Sarah sendiri menjalin hubungan romansa dengan lelaki yang jauh lebih tua darinya. Lisa tampak iri sekaligus curiga dengan kehadiran pria tersebut. Dan benar saja, sang pria melakukan tindakan yang melampaui batas sampai menyebabkan Sarah dirundung di media sosial. Lisa menjadi satu-satunya pemberi dukungan emosional yang Sarah butuhkan.
Film garapan Ginatri Noer ini memberikn napas segar pada dunia perfilman Indonesia. Para pecinta sinema dibuat kaget sekaligus kagum dengan topik-topik sensitif yang berani diangkat secara ciamik dalam film berdurasi hampir dua jam ini. Mulai dari adiksi pornografi, kekerasan seksual, cyber-bullying, self-harm, stalking, dan lain sebagainya. Ditambah dengan visualnya yang pecah, film ini jadi rekomendasi juara untuk yang tertarik dengan isu sensitif Perempuan dari sudut pandang penyintas.
Lady Bird (2017)
Christine menginginkan sesuatu yang lebih. Dia yakin bahwa kotanya ini tidak akan membawanya  kemana-mana sehingga ia berikrar akan berkuliah di tempat lain. Namun tepat sebelum Christine lulus SMA, ia ingin bereksperimen dan mencoba peruntungan. Dia menjalin pertemanan dengan gadis paling popular di sekolah untuk bisa merasakan gaya hidup yang berbeda.
Christine membual tentang jati dirinya agar gadis itu terkesan dan mau berkawan dengannya. Dari sana ia bertemu dengan lelaki cerdas dan karismatik yang membuatnya jatuh hati. Mereka pun berpacaran. Namun segalanya menjadi berantakan saat teman baru dan pacarnya menyadari identitas asli Christine. Konflik tersebut dibarengi dengan hubungan yang turbulen dengan sang ibu.
Lady Bird yang dibintangi oleh Saoirse Ronan dan Timothee Chalamet ini tidak hanya dipenuhi dengan humor tapi juga berhasil mengangkat masalah identitas dan hubungan ibu-anak dengan segar. Bahkan film ini mendapatkan skor 99% di Rotten Tomatoes. Tontonan buat kalian yang punya masalah dengan keluarga dan jati diri.
Frances Ha (2012)
Ditinggalkan oleh sahabat sejati sekaligus teman sekamar pasti rasanya bagai putus hubungan dengan pacar. Itulah yang sedang dialami Frances. Ia sekarang harus menjali kehidupannya di apartemen sendirian. Tidak ada lagi yang memberikan dukungan emosional saat dia letih meraih mimpinya. Ya, dia berhasrat menjadi penari profesional.Â
Namun stagnansi dalam karirnya serta kurangnya ketekunan menuntut Frances untuk menekuni pekerjaan lain di luar passion-nya demi memeroleh pendapatan. Di usianya yang mulai mendekati 30 tahun, Frances masih kebingungan dalam menavigasi kehidupan. Ia seringkali membuat keputusan yang kurang bijak dan kesulitan dalam menciptakan hidup yang stabil, entah itu dalam urusan percintaan maupun karir.
Disajikan dalam visual hitam-putih layaknya sinema Prancis tahun 50-an, film garapan Noah Baumbach ini berhasil membangun nuansa yang realistis dan reflektif dibaarengi bumbu humor meski tanpa konflik yang dominan. Film Frances Ha memberikan pesan bahwa orang yang sudah dewasa pun terkadang kesulitan untuk bertindak dewasa, atau bahkan masih dalam proses pendewasaan.
The Perks of Being Wallflower (2012)
Charlie merupakan anak SMA tahun pertama yang sangat tertutup dan pemalu. Terlebih lagi, sahabat karibnya baru saja bunuh diri sehingga dia menghabiskan waktunya sendirian tanpa semangat. Tiba-tiba datanglah dua senior dalam kehidupan Charlie. Mereka memperkenalkan Charlie dengan dunia masa muda yang penuh gairah. Ia perlahan belajar untuk keluar dari zona nyamannya dan menjadi lebih percaya diri.
 Dari kedua teman barunya itu, Charlie memahami tentang betapa pentingnya menikmati masa muda. Ia kembali bergairah menjalani hidup dan bahkan meciptakan pengalaman baru perihal cinta. Namun di sela-sela kebahagian yang ia peroleh, Charlie harus menghadapi pergolakan mental setelah kemunculan ingatan masa lalu yang mengganggu.
Dibintangi oleh Logan Lerman, Emma Watson, dan Ezra Miller, film ini merupakan tontonan yang pedih, lucu, dan menggugah bagi siapapun yang tertarik dengan cerita coming-of-age. Kita mengikuti perjalanan hidup seorang Charlie yang awalnya penyendiri dan mudah dilupakan. Dengan dukungan dan penerimaan dari kedua teman barunya, Charlie berhasil bertransformasi menjadi pribadi yang lebih terbuka dan menarik.
Booksmart (2019)
Dua siswa teladan, Amy dan Molly, berencana menghabiskan tahun terakhir mereka di SMA dengan menghadiri pesta-pesta siswa populer. Keduanya adalah sahabat karib sejak kecil. Mereka ingin mencoba hal-hal yang belum pernah mereka lakukan sebelum kelulusan tiba. Dalam eksplorasi tersebut, mereka terjebak dalam bermacam situasi yang aneh tapi penuh keseruan.
Namun persahabatan mereka sempat diuji karena perbedaan visi. Amy lelah harus selalu mengikuti permintaan Molly. Selama ini Molly membuat rencana tanpa mempertimbangkan pendapat Amy. Tetapi Molly tidak ingin mendengar semua keluhan temannya karena dalam persepsinya, Amy tidak bisa membuat keputusannya sendiri. Perdebatan ini pada akhirnya memberikan sudut pandang yang berbeda kepada keduanya.
Film yang disutradai oleh Olivia Wilde ini menghadirkan cerita coming of age yang membangkitkan tawa disertai storytelling yang kuat. Audiovisualnya energetik dan sangat merepresentasikan tema masa muda yang berusaha diangkat. Konflik yang dialami oleh kedua sahabat ini cukup emosional dan memberikan pesan yang mendalam.
Vagabond (1985)
Pernahkan terbersit di benakmu bagaimanakah keseharian seorang gelandangan? Melalui film ini, kita dibawa masuk ke dalam kehidupan seorang gadis muda tunawisma pada bulan-bulan terakhirnya menjelang kematian. Mona adalah anak muda idealis yang mendamba kebebasan. Ia memutuskan untuk tinggal di jalanan supaya tidak lagi diikat oleh ekspektasi orang-orang di sekitarnya.
Mona bertemu dengan bermacam individu dalam perjalanannya, mulai dari lelaki yang mencintainya, orang yang menampungnya, dan mereka yang ingin membantunya supaya punya kehidupan yang lebih baik. Namun karena jiwanya yang bebas dan tidak ingin diikat, Mona pada akhirnya memilih untuk hidup independen di jalanan. Sampai pada akhirnya ia menemui ajalnya.
Tidak hanya menyajikan cerita yang melankolis, realistik, dan tak terlupakan, film ini juga menyuguhkan pemandangan yang menyegarkan bagi mata penontonnya. Sepanjang film bermunculan potret-potret ladang dan jalanan yang sangat nyata bagaikan kita terjun langsung ke dalam perjalan Mona yang tak berkesudahan. Film Vagabond mengnadung pesan bahwa kita membutuhkan orang lain untuk bisa bertahan hidup.
Penutup
Nah, itu dia beberapa rekomendasi film coming of age yang bisa kalian tonton di waktu luangmu. Bisa dipilih nih film apa yang paling bisa mewakili keadaan kalian saat ini. Atau mungkin ada yang udah pernah kalian tonton? Boleh ini tulis di kolom komentar. Oke, sekian dulu dari aku. Nantikan rekomendasi film selanjutnya ya. Sampai jumpa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H