Mohon tunggu...
Ajeng Sekar Oktaviana N
Ajeng Sekar Oktaviana N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebaran Berita Hoaks Program Vaksinasi Covid-19 Melalui Aplikasi WhatsApp

13 Juni 2022   14:40 Diperbarui: 13 Juni 2022   14:44 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada Desember 2019, pertama kali ditemukan virus corona jenis baru yaitu SARS-CoV-2 di kota Wuhan, China yang menyebar sehingga menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (Covid-19). 

Dan pada  Maret 2020, WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi. Covid-19 merupakan virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Infeksi Covid-19 dapat menginfeksi sistem pernapasan. 

Pada manusia, biasanya mengalami infeksi saluran pernapasan yang dimulai dari flu biasa hingga penyakit serius bahkan dapat menimbulkan kematian. 

Covid-19 dapat menginfeksi siapa saja yang efeknya dapat lebih berbahaya diantaranya bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui, Jika terjadi pada ibu hamil, lanjut usia, serta orang yang daya tahan tubuhnya lemah dan memiliki penyakit bawaan (komorbid). 

Gejala umumnya berupa sesak napas, pilek dan bersin-bersin, batuk kering, sakit tenggorokan, dan demam 338C disertai menggigil. Gejala tersebut dapat muncul mulai dua hingga empat belas hari setelah terpapar virus corona. Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. 

Sekitar satu dari setiap enam orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernapas yang biasanya muncul secara bertahap. Apalagi, bagi orang yang berusia lanjut dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya atau penyakit bawaan (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), biasanya lebih rentan menjadi parah.

Covid-19 memiliki penyebaran yang cepat dan luas. Virus ini tidak hanya tersebar luas di China, tetapi di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. 

Awalnya terdapat dugaan virus corona ditularkan dari hewan ke manusia, tetapi kemudian diketahui bahwa virus ini juga dapat menular dari manusia ke manusia. 

Covid-19 dapat menyebar secara langsung dan tidak langsung melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin, kontak jarak dekat dengan penderita ketika bersentuhan maupun berjabat tangan, serta dapat juga secara tidak sengaja menghirup droplet dari penderita. 

Untuk mempercepat berakhirnya penyebaran Covid-19, negara-negara di seluruh dunia secara mendadak mengambil kebijakan untuk lockdown dan social distancing. Terdapat cara-cara untuk mengurangi resiko terjangkitnya virus tersebut diantaranya menggunakan masker ketika berpergian.

Sering mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, membuang masker dan tisu yang telah digunakan pada tempat sampah, hindari menyentuh area wajah ketika berada di luar, hindari bepergian ke luar rumah saat badan kurang sehat, serta mengonsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, tindakan yang dapat dilakukan untuk pencegahan mutasi baru infeksi Covid-19 yaitu melakukan vaksinasi. 

Vaksinasi adalah pemberian vaksin melalui suntikan untuk meningkatkan produksi antibodi untuk melawan suatu penyakit. Namun isu berita mengenai sebaran hoaks program vaksinasi Covid-19 sangat mendominasi media sosial. Banyak sekali masyarakat yang langsung percaya dengan informasi hoaks yang didapatkan dari aplikasi tersebut tanpa mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya. 

Informasi hoaks yang tersebar luas pada media sosial menjadikan banyak masyarakat yang tertipu karena tidak dapat membedakan berita yang benar dan hoaks termasuk pada aplikasi WhatsApp yang saat ini menjadi salah satu platform media sosial yang marak dijadikan sebagai media komunikasi efektif pada layanan jasa informasi. 

Apalagi, penyebar hoaks tersebut merupakan seseorang yang seringkali memberikan informasi dan dianggap informan terpercaya, maka orang lain cenderung gampang percaya tanpa mencari informasi lebih dalam faktanya dan bahkan dia dapat menyebarkan kembali informasi tersebut. 

Contohnya, pada saat awal dikeluarkan vaksin Covid-19 masih banyak sekali yang belum melakukannya dikarenakan termakan dengan berita hoaks yang tersebar melalui media sosial termasuk aplikasi WhatsApp sehingga masyarakat menjadi ragu. Oleh karena itu, untuk pencegahan penyebaran berita hoaks terkait Covid-19 yang semakin luas diperlukan adanya edukasi dan literasi digital kepada masyarakat untuk memberantas berita hoaks dengan mencari faktanya sehingga dapat mengurangi adanya korban berita hoaks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun