Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Administrasi - Mamanya Toby & Orlee

Pekerja yang nggak punya kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dongeng: Ilmu dari Dua Potong Ikan

22 Agustus 2021   01:16 Diperbarui: 22 Agustus 2021   01:27 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PIC : id.aliexpress.com

Tanpa terasa sudah satu jam lebih di sana. Matahari sudah bersiap tenggelam, Mbak Rum mengajak Yanna pulang. Namun, betapa terkejutnya mereka saat melihat ada seekor kucing berbulu oranye ada di sebelah kotak makan yang ditinggalkan Mbak Rum. Ia mengendus-endus kotak itu sembari mengeong. Mbak Rum dengan sigap menjauhkan kotak itu dari si kucing. Sembari mengusirnya cepat.

Kucing itu berjalan menjauh, namun matanya tetap menuju ke kotak nasi itu. Mbak Rum segera membereskan semua bawaannya lalu mengajak Yanna Kembali ke rumah. Sepanjang jalan, Yanna terus mengingat wajah kucing itu. Ia merasa sangat kasihan.

---- ***** ----

Yanna sudah berada di kamar tidurnya, ia masih belum bisa memejamkan mata. Bayangan tentang kucing oranye tadi membuatnya tidak bisa tidur. Tepat pukul 8.30 Yanna terkejut, sebuah ketukan terdengar dari jendela kamarnya. Sebenarnya Yanna merasa takut, namun karena ia begitu penasaran, rasa takutnya terkalahkan. Yanna membuka jendela perlahan dan melihat kucing oranye yang tadi di taman kini sudah berada di hadapannya. Ekspresi kucing itu masih sama seperti sore tadi, begitu memelas, mengundang rasa iba.

"Kamu lapar, ya?" tanya Yanna. Kucing itu terus mengeong pelan, nada suaranya terdengar lemah.

Yanna berjalan menuju pintu kamar, ia memberi kode agar kucing itu mengikutinya. Sampai di luar kamar, Yanna memastikan Mbak Rum tidak mengawasinya. Setelah memastikan kondisi aman, Yanna bergegas menuju meja makan. Yanna membuka tudung saji dan melihat masih ada 2 potong ikan goreng, sayur sop, dan nasi. Seharusnya ikan goreng itu menjadi santapan makan malamnya, namun Yanna mengabaikannya.

Yanna mengambilkan piring dan meletakkan nasi serta ikan di dalamnya. Secara perlahan Yanna meletakkan piring itu di lantai agar Mbak Rum tidak mendengarnya. Kucing oranye itu langsung mendekati suguhan dari Yanna.

Si Kucing oranye makan dengan lahap, bahkan sampai tak menyadari bahwa Yanna sedang tersenyum-senyum sendiri melihatnya. Hanya dalam hitungan menit, dua potong ikan hanya tinggal tulang. Yanna menyodorkan mangkuk berisi air. Kucing itu segera meminumnya.

"Kamu sudah kenyang?"

"Terima kasih, Yanna." Tiba-tiba kucing itu bisa bicara. Yanna terkejut luar biasa.

"Ka-kamu bisa bicara?" tanya Yanna gelagapan, ditambah lagi kucing itu tahu siapa namanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun