[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Google"][/caption]
Disaat banyak yang menganggap bahwa FB saat ini sangat mengkawatirkan, saya ingin menuliskan sesuatu yang sedikit berbeda dengan lainnya.
Saya kenal FB dari tahun 2008. Belum seramai sekarang sepertinya. Friend saya di Facebook saat itu pure adalah kawan – kawan yang memang saya juga kenal di dunia nyata. Kawan sekolah dari TK sampai SMA. Lalu kawan – kawan di kampus Jakarta dan Yogyakarta.
Saya merasa ada sesuatu yang baru. Saking keranjingannya saya sampai membuat akun kloningan sampai lima buah (ada yang lebih dari saya? Kemungkinan cuma mas EA haha ) Ya tapi itu tak berlangsung lama. Saya mulai jenuh. Kemudian saya memutuskan untuk menonaktifkan ketiga akun saya. Sisa dua. Yang satu benar – benar saya pakai untuk berinteraksi dengan rekan – rekan. Yang satunya saya pakai buat games dan “mainan” lainnya.
Saya banyak menulis puisi – puisi mellow di sana. Saya ungkapkan isi hati saya saat itu. Berbagi perasaan, berbagi pengalaman dengan kawan – kawan saya lewat postingan saya itu. Waktu itu saya menulis di note FB, karena saya belum tahu Kompasiana. Saya bangga jika ada yang me’like atau berkomentar pada apa yang saya tuliskan. Walau hanya sekedar meledek atau tertawa. Saya anggap itu bentuk apresiasi mereka pada tulisan saya.
Sampai akhirnya saya membuat blog. Istimewa nampaknya saya bisa memajang tulisan saya yang nggak bagus itu disana. Saya kemudian mengenal seseorang bernama Dimas. Saya lupa nama panjangnya siapa. Dia menjadi Followers di blog saya. Dari dia kemudian saya kenal Kompasiana. Sampai akhirnya saya dikenalkan oleh teman yang bernama Siswoyo Lasono pada grup Fiksiana Community. Mulai lah dari sana saya kenal banyak orang yang pandai menulis. Saya belajar dan terus belajar memahami cara penuturan mereka dalam menulis. Setelah itu saya bertemu dengan seseorang yang amat sangat berjasa bagi saya. Saya panggil dia Daddy. Awalnya dari fotonya saya takut. Cara dia menulis postingan pun terkesan tegas. Saya mau komentar pun tidak berani (dulu itu, kalau sekarang sih ,, tetap ngga berani) hhahaa.
Pertama kali beliau menyapa saya, waktu kami sama – sama memberi komentar pada postingan seseorang yang membahas tentang Komodo. Karena isinya itu menjadi polemik, dan saya kurang sepaham maka mulailah saya berkoar – koar disana seperti Bung Tomo wkwkkw. Nah dari situ beliau ini mengomentari komentar saya. Wah saya lompat- lompat pakai kepala loh.. Saya senang. Nggak tahu kenapa. Padahal saya jarang sekali kagum sama orang. Apalagi di dunia maya. Saya saja nggak tahu bentuk aslinya. Cuma dengan beliau ini berbeda. Saya merasa ada chemistry sama beliau (pasti senyum2 nih). Dia yang memberi saya motivasi. Beliau memacu saya untuk menulis (asal jangan mellow), beliau memberi saya dukungan penuh saat saya merasa jatuh. Ya beliau sosok maya yang amat istimewa. Punya banyak keunikan dan keanehan (ha?) xixixixi…
Satu lagi yang ngga saya lupa, saya bangga pernah HL (biarpun baru sekali wkwkk) dan itu waktu saya lagi di cuekkin abis – abisan. Kadang saya suka sebut beliau ini Raja Tega. Benar – benar sukses kalau bikin orang nangis. Ya beliau luar biasa lah. Saya baru kenal kurang lebih tiga bulan. Cuma saya merasa seperti kenal beliau ratusan tahun (lama amat,, iyalah beliau kan kakek moyangnya komodo) whakakakak..
Sebagai ungkapan terimakasih saya pada sosok beliau saya mau buat puisi instant ah..
Daddy,
Kau pelengkap kisah hidupku
Kehadiranmu memberi warna baru
Yang belum ada di lagu Balonku
Daddy,
Kau terkadang menyebalkan
Sampai aku mau menggigitmu tak berkesudahan
Namun sejujurnya aku sayang
Coba sini minta seratus ribuan
Daddy,
Kalau kau mengeluh tentang kelelahanmu
Ada sesak dalam dadaku
Ingin rasanya aku ikut menangis bersamamu
Walau ku tahu kau pasti malu
Daddy,
Dunia maya ini seperti rumah bagiku
Aku mendapatkan papa baru
Papa yang nyentrik dan menyebalkan seperti kamu
Yang suka banget bikin nangis aku
Daddy,
Entah kapan waktunya
Aku ingin kita bertemu muka
Hanya ingin berbagi cerita
Menyampaikan betapa aku bangga
Memiliki ayah di dunia maya
Daddy,,daddy,,daddy,,
Terimakasih untuk dukungan itu
Dukungan kala aku tak siap hadapi masalahku
Terimakasih telah memberi banyak motivasi
Kala aku sedang tersakiti
Dad,
Semoga Tuhan memberi kau kesehatan
Karena pola kerjamu yang diluar batas kewajaran
Dengarkan doaku Tuhan,
Aku ingin Daddyku selalu dalam perlindungan,,
amien :D
ini dia pelakunya whakakakakakakakakkakakakaka,,,,,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H