Mohon tunggu...
Nyi Ajeng Ketty
Nyi Ajeng Ketty Mohon Tunggu... -

no matter what happens in life, be good to people.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maleo, Burung yang Paling Setia & Langka

21 Desember 2012   14:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:14 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13560996181381031054

Saya ingin berbagi pengetahuan mengenai fauna yang ada di Indonesia ini yaitu burung Maleo atau nama ilmiah nya Macrocephalon maleo. Burung ini hanya terletak di pulau Sulawesi dan menjadi binatang khas Sulawesi Tengah.Kebetulan pada waktu SMA kelas X saya tinggal di Sulawesi Tengah dan melakukan study tour mengenai burung Maleo. Burung Maleo adalah burung yang sangat langkah, oleh karena itu di Sulawesi Tengah mempunyai tempat perlindungan dan pelestarian tersendiri yang berada di pegunungan. Tempat penangkaran yang saya kunjungi pada saat itu berada di Taman Nasional Lore Lindu, sangat jauh dari kota Palu, sekitar 2 jam di tempuh oleh mobil. Untuk ke tempat penangkarannya saja dibutuhkan sekitar > 1 jam dengan jarak tempuh 4km dan hanya bisa dilalui dengan jalan kaki dan motor dikarenakan tempat penangkaran tersebut berada di atas gunung, dekat dengan sumber mata air panas. Setelah lama berjalan kaki, akhirnya saya melihat burung Maleo tersebut dan tampaknya sangat biasa namun berbeda dari burung yang lain.

Burung Maleo semuanya sama, baik jantan dan betina, namun umumnya betina berukuran lebih kecil. Maleo memakan makanan biji-bijian, buah, semut, kumbang serta berbagai jenis hewan kecil. Burung Maleo mempunyai tonjolan di kepalanya seperti jambul yang ada pada ayam namun jambulnya tersebut keras dan berwarna hitam, gunanya untuk mendeteksi panas bumi yang sesuai untuk meneteskan telurnya. Awalnya saya berpikir Maleo tidak dapat terbang karena tubuhnya seperti ayam, namun ternyata saya salah, burung Maleo dapat terbang namun ia lebih suka jalan kaki. Maleo hanya bisa hidup di dekat pantai berpasir panas atau di pegununungan yang memiliki sumber mata air panas.

Dan yang uniknya lagi, setelah menetaskan telurnya, burung Maleo tidak mengeramnya seperti ayam, namun telur tersebut dikubur sedalam > ½ meter, lalu kemudian telur tersebut di tinggalkan begitu saja dan tak pernah di urus lagi. Pengeraman dalam tanah tersebut dibutuhkan sekitar 60 hari.

Dan mau tahu ukuran telur tersebut sebesar apa? Sangat besar! Sekitar sejengkal jari saya atau < 10cm, besarnya 5x lebih besar dari telur ayam beratnya sekitar 270gram. Setiap bertelur, hanya satu telur yang dihasilkan dan tidak heran setelah menetas, burung Maleo akan pingsan dikarenakan telurnya yang sangat besar itu. Namun tidak semua telur dapat menetas dan hidup, kemungkinan besar hanya 60% oleh karena itu hewan ini sangat langkah.

Populasinya di Taman Nasional Lore Lindu ini pun hanya sekitar 500 ekor. Anak Maleo sangat unik, ia berusaha sendiri lepas dari cangkangnya dan akan bertahan hidup sendiri. Perjuangan untuk mencapai permukaan tanah akan membutuhkan waktu selama < 48 jam. Walaupun masih kecil, anak maleo sudah bisa terbang dan mencari makan sendiri. Hal ini berbeda dengan anak burung pada umumnya.

Kata orang, burung yang paling setia adalah burung Merpati karena jika salah satu dari mereka, baik prianya maupun wanitanya yang mati duluan pasti tidak lama kemudian salah satu dari mereka juga akan mati. Namun setelah ke tempat ini, persepsi saya berubah, burung Maleo lah burung yang paling setia. Maleo adalah monogami spesies (anti poligami) yang sangat setia pada pasangannya. Sepanjang hidupnya, ia hanya mempunyai satu pasangan. Burung ini tidak akan bertelur dan menikah lagi setelah pasangannya mati oleh karena itu burung ini sangat langkah. Burung saja bisa setia seperti itu, apakah kalian sebagai manusia tidak malu? :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun