Pada Hari Minggu ku turut ayah ke kota naik delman istimewa ku duduk di muka Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja mengendarai kuda supaya baik jalannya Hei! Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak suara s'patu kuda
Taraaaa!!! Pada hari minggu kemarin saya berjalan kaki di sekitaran Cempaka Putih untuk mencari makan, kemudian saya melihat delman di hadapan saya. Kedengarannya biasa, tapi keberadaan delman di kota besar seperti Jakarta ini lah yang membuatnya tidak biasa. Apakah pada jaman sekarang dan pada kota seperti Jakarta ini masih banyak orang yang menaiki dan mengendarai delman? Jawabannya mungkin hanya sekitar 1%. Kita bisa melihat delman di Jakarta ini mungkin di sekitaran Monas, Taman Mini, Menteng, atau sekitaran Pulo Mas. Berbeda halnya di Jogja, Delman dapat ditemui di sekitaran jalan malioboro dan masih terus dilestarikan.
Kenapa alat transportasi ini punah di kota sebesar Jakarta ini? Ya hanya satu alasannya, karena jalannya lambat dan kotoran kuda yang berceceran di jalan lah yang membuatnya mudah ditinggalkan. Karena saya penasaran dengan alat transportasi ini, akhirnya saya berbincang sedikit pada pak kusir, kira-kira seperti inilah percakapannya:
Saya :Pagi paak!
Kusir :Pagi neng!
Saya : lagi apa pak?
Kusir : ini lagi nunggu istri saya ngambil barang mau balik ke rumah..
Saya : ooh gitu..
Kusir : neng ngapain?
Saya : saya mau beli makan pak.. hehehe
Kusir : ooh, makan neng biar gemuk anak jaman sekarang kurus2 ga keurus
Saya : hahahaha.. pak , delman di sini dikit ya?
Kusir : ia neng, banyak nya mah kalo lagi ada acara seperti kemaren
Saya : acara apa tuh?
Kusir : acara nya pak jokowi..
Saya : ooh.. hahahaha pak kok di sini namanya delman ya?
Kusir : loh ga tau juga.. di jogja malah namanya andong
Saya : kalo di kota saya di palu namanya dokar
Kusir : lah bahasa Indonesia namanya beda2 ya
Saya : hahahaa ia padahal bentuknya sama..
Dan setelah urusannya selesai, akhirnya pak kusir pun pergi.
Ketika saya balik, saya masih penasaran kenapa sang kusir sendiri tidak tahu asal muasal nama alat transportasi tersebut. Akhirnya saya langsung mencari tahu mengenai alat transportasi itu sendiri melalui intenet. Ternyata alat transportasi kuda itu bernama Delman. Nama tersebut di ambil dari nama penemunya yaitu Ir Charles Theodore Deeleman (1823-1884) yang merupakan seorang insinyur pada masa Hindia Belanda. Saya masih penasaran kenapa di Jogja di namakan andong dan di palu namanya dokar. Ternyata istilah dokar di ambil dari bahasa inggris yaitu dog car, bisa di artikan kendaraan yang di tarik oleh anjing. Dan andong, saya hanya mendapatkan pengertiannya yaitu kereta kuda yang beroda empat yang berasal dari Yogyakarta. Yang membedakan delman/dokar dan andong adalah keberadaan rodanya. Delman/dokar hanya mempunyai dua roda, sedangkan andong mempunya empat roda. Dan penggunaannya sama, sama-sama di kendarai oleh kusir. Dan rodanya terkadang menggunakan roda, atau ban mobil.
Deeleman jadi delman, dog car jadi dokar, itulah uniknya lidah orang Indonesia :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H