Mohon tunggu...
Ajeng Kenya
Ajeng Kenya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPN Veteran Yogyakarta

Saya adalah mahasiswi UPN Veteran Yogyakarta jurusan Hubungan Internasional Semester 5 yang senang bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain untuk belajar hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Penting IT Army Ukraina dalam Mengatasi Serangan Siber dari Rusia

2 Desember 2023   15:08 Diperbarui: 2 Desember 2023   21:57 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman modern ini perang tidak hanya dilakukan secara fisik melainkan melalui teknologi. Perang Siber ini contoh bentuk nyata bahwa serangan modern dimaksudkan untuk memanipulasi informasi dan menyabotase layanan infrastruktur lawan. Perang siber dianggap sama bahayanya dengan senjata kinetik karena salah satu efek samping negatif dari perkembangan dunia siber melalui internet antara lain adalah kejahatan dalam bentuk pelanggaran hukum (cyber crime), dimana bila eskalasinya lebih meluas dapat mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah maupun keselamatan bangsa. Sehingga perkembangan dunia siber harus menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan fungsi ketahanan dan keamanan nasional. Perang Siber antara Rusia dan Ukraina sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2014 dan 2015 kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2022 yang kemudian menjadi bagian dari perang kedua negara tersebut. Rusia melakukan serangan untuk merusak dan menciptakan kekacauan supaya pertahanan negara Ukraina terganggu. Kelompok peretas Rusia melakukan serangan siber terhadap sistem perbankan Ukraina, kemudian Rusia juga menginfeksi malware untuk mengacaukan jaringan komputer dan komunikasi Ukraina bahkan para peretas Rusia juga menyusup ke jaringan listrik Ukraina sehingga terjadi pemadaman selama satu jam dan mengganggu infrastruktur negara Ukraina.

IT Army adalah organisasi sukarelawan perang siber yang dibentuk pada akhir Februari 2022 untuk melawan serangan digital terhadap informasi dan dunia maya Ukraina setelah dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. IT Army yang baru dibentuk di Ukraina memainkan peran penting dalam perang melawan Rusia, organisasi ini melancarkan serangan siber yang mengganggu  pencurian data terhadap pemerintah Rusia dan target penting lainnya. Pembentukan IT Army Ukraina ini dianggap sebagai yang pertama di dunia dalam operasi perang siber. Hal ini diyakini sebagai pertama kalinya seorang pejabat negara secara terbuka meminta para peretas dari seluruh dunia untuk bergabung dalam upaya pertahanan militer suatu negara melawan kekuatan penyerang dan bertindak sebagai bagian dari operasi militer gabungannya. IT Army Ukraina adalah aktor ancaman yang terdiri dari peretas sukarelawan internasional dan Ukraina yang bekerja sama dengan pejabat dari kementerian pertahanan Ukraina untuk menargetkan infrastruktur dan situs website Rusia. IT Army diorganisir melalui saluran Telegram di mana target-target baru Rusia dicantumkan untuk diserang oleh sukarelawan.

Anggota IT Army ini juga tidak semua berasal dari Ukraina tetapi beberapa berasal dari kelompok hacktivist luar yang ingin membantu Ukraina melawan serangan siber dari Rusia. Kementerian Pertahanan Ukraina, mengumpulkan 1.000–1.500 spesialis teknologi Ukraina untuk melindungi perusahaan infrastruktur penting. Alat utama IT Army adalah serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS), di mana penyerang berusaha membanjiri situs dengan lalu lintas untuk mencegah penggunaan secara normal atau merusak tetapi menyebabkan kerusakan jangka panjang.

Salah satu tindakan yang berhasil dilakukan IT Army dalam melawan serangan siber Rusia adalah pada bulan Juni 2023 dimana saluran TV pemerintah Rusia diretas oleh IT Army dan menampilkan video yang diduga dibuat oleh Kementrian Pertahanan Ukraina. Selain itu pada 2022 salah satu serangan paling mengganggu terjadi dengan menargetkan sistem otentikasi Rusia yang bernama Chestny Znak, IT Army menambahkan ID dan QR Code unik ke semua produk di negara tersebut. Serangan siber ini membanjiri server Chestny Znak dengan informasi, menyebabkan server tersebut berhenti bekerja, menciptakan gangguan dengan dampak ekonomi yang serius dan bahkan menyebabkan pemerintah Rusia menghapuskan kebijakan pelabelan tertentu. Mereka juga mengklaim menargetkan setidaknya 10 situs website Rusia lainnya, termasuk situs badan keamanan utama Rusia dan Kremlin. Pada bulan Februari 2022, IT Army menutup situs web Bursa Efek Moskow dan Bank Tabungan, yang merupakan bank terbesar di Rusia. Pada bulan Oktober 2022, mereka dilaporkan memperoleh akses ke Loesk, sebuah perusahaan listrik yang memasok listrik ke oblast Leningrad, sehingga menyebabkan pemadaman listrik di seluruh wilayah. Pada bulan November, IT Army menyerang Gazprombank, bank untuk perusahaan energi milik negara Rusia, dan salah satu pejabat Gazprom mengklaim bahwa para penyerang mengetahui seluruh alamat IP bank tersebut, bahkan mereka yang tidak terlibat dalam layanan perbankan. Meskipun jumlah pasti serangan yang dilakukan hingga saat ini tidak diketahui, diperkirakan mencapai 2.000 serangan pada bulan Juni 2022 dan kemungkinan akan terus meningkat, dengan para peneliti berupaya untuk menentukan serangan mana yang dapat dikaitkan dengan Tentara IT dan serangan mana yang berasal dari aktivis peretas Ukraina lainnya. Sejak serangan awal, IT Army hampir setiap hari telah memposting daftar situs sipil dan pemerintah Rusia di saluran Telegram mereka dan mengarahkan anggotanya untuk menargetkan situs-situs tersebut.

IT Army yang berhubungan dengan publik perlahan-lahan berevolusi dari satu saluran Telegram menjadi jaringan kelompok individu, pengembang alat DDoS, dan platform hosting data. Setelah awalnya meningkat, saluran Telegram IT Army perlahan-lahan menurun keanggotaannya menjadi 170.000 pada Agustus 2023 karena kepergian para pengamat, menurut peneliti IT Army. Tenaga kerja terampil kini tersebar di banyak saluran Telegram. Selain anggota aktif ini, banyak sukarelawan internasional yang menawarkan dukungan pasif, meminjamkan kekuatan komputer untuk serangan terorganisir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun