Mohon tunggu...
Ajeng Pangestu N
Ajeng Pangestu N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1, Hubungan Internasional, Universitas Jember

mahasiswa hubungan internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Critical Theory Marxisme: Sistem Ekonomi RRC pada Masa Pemerintahan Zao Medong

5 April 2023   16:33 Diperbarui: 5 April 2023   16:35 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aliansi rakyat atau produksi pertanian skala besar komunal, juga dikenal sebagai renmin kongsi, didirikan pada tahun 1958, menurut sebuah pernyataan. Divisi baru Cina menjadi unit-unit dengan masing-masing antara 2000 dan 20.000 rumah tangga dibuat. Pemerintah lebih mudah dikontrol karena petani dalam budaya ini dipaksa untuk hidup dalam sistem yang diatur dan tidak diizinkan untuk bertindak secara mandiri.

Gerakan Lompat Jauh 

Rencana ini bertujuan untuk menempati peringkat di antara negara-negara terkaya, termaju, dan terkuat di dunia, dengan cepat melampaui semua negara kapitalis lainnya. Program industrialisasi akan selesai dalam 10 hingga 15 tahun, dan baja akan menjadi andalan industri. Slogan untuk lompatan besar ke depan termasuk "berjalan dengan dua kaki" dan "pertumbuhan mandiri dengan industri dan pertanian." Ini menunjukkan bagaimana industri baja dikembangkan dengan bantuan semua pemangku kepentingan dengan menggunakan teknologi ganda, yaitu teknologi modern dan tradisional.

Jelas dari studi kasus yang digunakan bahwa kebijakan pemerintah China selama pemerintahan Mao Zedong merupakan implementasi dari teori ekonomi Marxisme. Mendapatkan kepemilikan atas tanah yang digarapnya memberikan kekuatan yang lebih besar kepada proletariat. 

Hal ini dilakukan untuk menghindari kesenjangan antara kaum proletar dan kelas pemilik modal. Pekerja benar-benar dieksploitasi oleh kapitalis yang mencuri keuntungan dengan menurunkan biaya dan upah, itulah sebabnya Marxisme adalah bentuk protes terhadap kapitalisme. Pada kenyataannya, penerapan Mao Zedong dan tesis Marx sangat mirip. Hanya saja Mao Zedong menargetkan petani sedangkan Marx menargetkan pekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun