Mohon tunggu...
Ajeng Gendis
Ajeng Gendis Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Money

Prospek Perdagangan Komoditas Pertanian Indonesia di Pasar Dunia

14 Oktober 2021   20:39 Diperbarui: 14 Oktober 2021   21:18 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : BPS, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Perdagangan

Untuk sub-sektor hortikultura, misalnya, harus diakui Thailand jauh lebih unggul dan berdayasaing dibandingkan Indonesia dan negara ASEAN lainnya, terbukti produk hortikulura Thailand membanjiri pasar ASEAN dan pasar global. Thailand dikenal sebagai salah satu eksportir buah-buahan tropis (tropical fruits) terbesar dunia. Buah-buahan dari Thailand, telah membanjiri pasar-pasar swalayan Indonesia, dengan penampilan produk yang menarik dan harga lebih murah.

Secara garis besar, komponen daya saing terbagi kedalam komponen yang melekat dalam produk dan komponen di luar produk. Komponen daya saing yang pertama antara lain mencakup produktivitas, efisiensi produksi dan kualitas yang terefleksi kedalam harga produk, standar mutu, dan kontinuitas pasokan. 

Sementara komponen diluar produk antara lain terkait dengan efisiensi pemasaran, distribusi dan sistem logistik secara keseluruhan. 

Komponen yang terakhir ini merupakan salah satu komponen penentu daya saing sektoral dan perekonomian nasional. Oleh karena itu, meningkatnya daya saing produk pangan dan pertanian tidak hanya menjadi tugas Kementerian Pertanian, melainkan tanggung-jawab lintas Kementerian/Lembaga dibawah Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

Fakta empiris memperlihatkan bahwa negara-negara yang berorientasi ekspor umumnya mengalokasikan anggaran lebih besar untuk kegiatan R&Dnya dibandingkan negara yang lebih berorientasi ke pasar dalam negeri (substitusi impor). Hal ini karena pasar ekspor menuntut produk berkualitas dan berdayasaing, yang hanya bisa dihasilkan dengan menggunakan manajemen dan teknologi produksi yang efisien. 

Teknologi dan manajemen produksi yang efisien umumnya dikuasai oleh negara berorientasi ekspor yang terus menerus berinvestasi dalam kegiatan R&D.

Kinerja perdagangan Indonesia, baik dalam perspektif ASEAN maupun global, berada di bawah kinerja Singapura, Malaysia, Thailand dan mulai disusul oleh Vietnam. Indonesia juga kalah bersaing dengan ketiga negara tersebut dalam menarik investasi asing, baik intra-ASEAN maupun ekstra-ASEAN. 

Jika tidak dilakukan pembenahan dan perbaikan dalam iklim usaha investasi dan perdagangan, diperkirakan defisit neraca perdagangan Indonesia akan semakin membesar dan akibatnya target pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih tinggi, perluasan kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan akan semakin sulit dicapai.

Untuk menghadapi keterbukaan dan memenangkan persaingan di pasar regional dan global diperlukan kemampuan bersaing dalam menghasilkan produk barang dan jasa, mendistribusikan serta memasarkannya secara efisien. 

Daya saing menjadi kata kunci untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Eksportir yang berdayasaing artinya mampu menghasilkan produk berkualitas secara efisien dengan harga terjangkau, mampu memenuhi persyaratan ekspor yang diminta negara importir dan mampu memenuhi kuota secara tepat waktu. 

Salah satu persyaratan dalam ekspor/impor produk pangan dan pertanian yang menjadi kendala bagi eksportir negara berkembang umumnya, termasuk eksportir Indonesia, adalah persyaratan Sanitary dan Phyto-sanitary (SPS). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun