Sebagai seorang juru dakwah, sejarah menunjukkan bahwa Nabi selalu mengajak para sahabat bermusyawarah, seperti saat Perang Uhud. Ada dua pendapat saat itu: tetap berada di Madinah atau keluar menyambut musuh di luar Madinah. Mayoritas sahabat mengusulkan agar berangkat menghadang musuh, dan Nabi pun memutuskan untuk berangkat bersama pasukannya keluar Madinah.
Dari semua yang telah disebutkan tentang akhlak seorang dai, yang tidak kalah penting adalah tawakal. Allah berpesan, "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya" (QS. Ali Imran/3:159).
Jika dirinci berdasarkan surah Ali Imran ayat 159, akhlak yang harus dimiliki seorang dai adalah: lemah lembut, sudi memberi maaf, memohonkan ampunan, musyawarah, dan tawakal. Meneladani sifat-sifat mulia ini adalah kunci keberhasilan dalam berdakwah dan membimbing umat menuju jalan yang benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H