Mohon tunggu...
Ajeng Ayu Wulaningtyas
Ajeng Ayu Wulaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 21107030021

Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cara Membuat dan Memanfaatkan Ecobrick: Bata Ramah Lingkungan

15 Mei 2022   14:33 Diperbarui: 15 Mei 2022   14:36 11173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah sampah plastik di Indonesia seperti tidak ada habisnya. Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun. Sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Tak heran jika Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara penyumbang sampah plastik ke laut terbesar di dunia setelah China.

Sampah-sampah plastik itu berasal dari kemasan produk domestik yang dikonsumsi masyarakat. Mulai dari produk yang dihasilkan dari industri berskala besar sampai usaha mikro kecil dan menengah. Bahan plastik dipilih karena harganya yang terjangkau, mudah didapat, serta mudah penggunaannya.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan sebagai konsumen, yang mana tetap membutuhkan produk-produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup kita? Kompasianer bisa mulai dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Seperti membawa kantong belanja sendiri, menggunakan sedotan stainless stell, membawa tumbler air minum, dan menggunakan kembali kantong plastik bekas belanja.

Bagaimana dengan sampah kemasan plastik dari produk yang telah kita gunakan? Jangan khawatir, kompasianer bisa mengelolanya mulai dari rumah. Salah satunya dengan membuat ecobrick. Ecobrick berasal dari kata 'ecology' dan 'brick' yang berarti bata. Jadi, ecobrick adalah inovasi bata ramah lingkungan.  Disebut bata karena bisa menjadi alternatif dari bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Konsepnya mengunci sampah-sampah plastik di dalam botol plastik.

Ecobrick ini menjadi solusi mudah dan murah untuk memastikan sampah plastik kita tidak mencemari lingkungan. Karena faktanya, pengelolaan sampah di Indonesia masih belum maksimal. Kita tidak tahu, akan berakhir dimana sampah yang kita buang di tempat sampah, lalu diambil truk sampah tiap paginya.

Dikutip dari nationalgeographic.grid.id, berdasarkan studi mengenai pengelolaan sampah di Pulau Jawa yang dilakukan Unilever Indonesia, yang bekerjasama dengan Sustainable Waste Indonesia (SWI) dan Indonesian Plastics Recyclers (IPR), diketahui bahwa proses daur ulang masih belum maksimal dan merata.

Setelah melakukan studi selama empat bulan, hasilnya menunjukkan bahwa saat ini, baru sekitar 11,83% sampah plastik di area perkotaan Pulau Jawa yang berhasil dikumpulkan dan didaur ulang. Sisanya sebanyak 88,17% masih diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau bahkan berserakan di lingkungan.

Untuk membuat ecobrick sendiri, yang pertama harus kompasianer lakukan adalah mengumpulkan sampah-sampah plastik sekali pakai. Bisa berupa kantong plastik, kemasan deterjen, atau kemasan produk makanan, seperti kemasan mie instan, makanan ringan, sachet-sachet, dan sebagainya. Yang pasti, kemasan tersebut harus sudah bersih dari sisa produk tersebut.

Tidak semua plastik bisa dijadikan bahan dasar ecobrick, diantaranya seperti: plastik yang bahannya bersifat kaku atau keras seperti sendok plastik, serta plastik yang kotor dan masih menginggalkan bau yang menyengat. Plastik yang masih terdapat sisa isi produknya, tetap bisa dijadikan ecobrick asalkan sisa produk itu dibersihkan terlebih dahulu. Misal, dalam kemasan plastik keripik kentang, masih meninggalkan sisa-sisa bumbu yang menempel, kompasianer bisa membersihkannya dengan lap dan tisu yang basah. Atau bisa juga dicuci dengan air mengalir dan sabun, lalu dijemur hingga kering.

Kedua, setelah sampah plastik terkumpul cukup banyak. Gunting kecil-kecil sampah plastik tersebut menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Lakukan tahap ini secara berulang, hingga potongan kecil plastik terkumpul cukup banyak.

dokpri
dokpri

Ketiga, siapkan botol plastik air mineral. Pastikan botol plastik dalam keadaan bersih dan kering. Dalam pembuatan ecobrick, pada umumnya menggunakan dua ukuran botol plastik, yaitu  600 ml dan 1500 ml. Kompasianer bisa memilih salah satu ukuran botol. Setelah itu, siapkan tongkat yang panjangnya kurang lebih dua kali lipat dari tinggi botol plastik.

Keempat, masukkan sampah plastik yang tadi sudah digunting menjadi potongan-potongan kecil ke dalam botol plastik. Dorong menggunakan tongkat hingga padat dan tidak ada rongga yang tersisa. Lakukan tahap ini terus menerus hingga botol plastik terisi penuh dengan potongan plastik hingga beratnya 1/3 dari ukuran botol. Artinya, untuk botol plastik berukuran 600 ml, berat standar yang sudah terisi penuh oleh plastik adalah 200 gr. Sedangkan untuk botol plastik berukuran 1500 ml, berat standarnya 500 gr.

Kelima, untuk memastikan berat ecobrick dengan benar, timbang ecobrick dengan timbangan. Jangan lupa untuk menutup botol ecobrick dengan tutup botolnya. Ecobrick yang telah jadi, jika ditekan akan terasa keras karena plastik-plastik yang tadi dimasukkan ke dalam botol dibuat padat dan tidak meninggalkan rongga.

Buatlah ecobrick sebanyak mungkin untuk menjadikannya sebagai pengganti bata konvensional. Selain itu, ecobrick juga bisa dimanfaatkan untuk membuat furniture sederhana seperti kursi dan meja.

Apabila kompasianer ingin membuat kursi dari ecobrick. Caranya sangat mudah. Pertama, untuk membuat kursi ukuran kecil, siapkan 19 ecobricks yang sudah jadi. Kedua, rekatkan ecobrick mengikuti pola yang sudah ditentukan. Dalam pembuatan kursi dengan ecobricks, biasanya menggunakan pola hexagonal. Dalam perekatan, bisa menggunakan lem kaca agar rekat dengan maksimal. Untuk menambah kerekatan, kompasianer bisa menambahkan lakban mengelilingi ecobricks yang sudah disusun (tahap ini opsional).

sumber foto: today.line.me
sumber foto: today.line.me

Ketiga, posisikan susunan ecobricks dengan terbalik. Yaitu, bagian tutup botol berada dibawah dan bagian pantat botol berada diatas. Keempat, Tambahkan busa sesuai ukuran permukaan susunan ecobricks agar empuk, rekatkan dengan lem. Kelima, agar terlihat rapi dan cantik, kompasianer bisa membungkus atau menambahkan kain menutupi seluruh permukaan ecobricks yang telah disusun untuk dijadikan kursi. Kursi kecil dan sederhana dari ecobricks telah jadi.

Ternyata, membuat ecobrick dan memanfatkannya tidak sulit bukan? Segera buat ecobrick mu, dan selamatkan bumi dari pencemaran sampah plastik mulai dari rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun