Mohon tunggu...
Ajeng Ayu Wulaningtyas
Ajeng Ayu Wulaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 21107030021

Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengenal Arca Dewa-Dewi Hindu bersama Jogja Walking Tour

9 April 2022   00:34 Diperbarui: 9 April 2022   01:13 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta, terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan. Begitulah kata-kata yang sering orang sematkan untuk Jogja. Ngomongin tentang Jogja memang tidak ada habisnya. Mulai dari tempat wisata, kebudayaan, kampus yang keren-keren, sampai orang-orangnya yang ngangenin. Rasanya belum ke Jogja, jika belum mengunjungi tempat-tempat wisatanya. Mulai dari wisata alam, tempat-tempat bersejarah, wisata kekinian, sampai berburu kuliner. Kali ini, mari kita jalan-jalan dengan konsep yang unik. Berbeda dengan wisata pada umumnya, disini kita tidak hanya berwisata, tapi juga sambil belajar.

Jogja Walking Tour merupakan bagian dari komunitas malam museum. Jika mengikuti trip Jogja Walking Tour, kita akan diajak untuk belajar sejarah dan cagar budaya lewat jalan-jalan. Sembari melihat Kawasan, edukator akan menjelaskan beragam kisah yang ada di tempat tersebut. Tour tersedia setiap akhir pekan yaitu sabtu dan minggu. Pada kesempatan ini, kita akan diajak untuk mengenal Arca Dewa-Dewi Hindu di Museum Sonobudoyo.

Dikutip dari laman www.sonobudoyo.com, Museum Negeri Sonobudoyo merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, mempunyai fungsi pengelolaan benda museum yang memiliki nilai budaya ilmiah, meliputi koleksi pengembangan dan bimbingan edukatif kultural. Sedangkan tugasnya adalah mengumpulkan, merawat, pengawetan, melaksanakan penelitian, pelayanan pustaka, bimbingan edukatif kultural serta penyajian benda koleksi Museum Negeri Sonobudoyo. Museum Sonobudoyo sebagai salah satu Museum yang bersifat umum memiliki beberapa jenis koleksi mulai dari koleksi geologi, koleksi biologi, koleksi arkeologi, koleksi etnografi, dan masih banyak lagi.

Pada tour ini, kita akan mengenal arca Dewa-Dewi Hindu di Museum sonobudoyo I yang letaknya di Jalan Pangurakan No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarata, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelum tour dimulai, peserta diminta untuk membeli tiket masuk ke Museum Sonobudoyo I. Tidak mahal, hanya Rp3000-,/orang sudah bisa keliling dari pagi sampai sore di Museum Ini. Berikutnya, edukator akan memberitahukan tata tertib selama tour berlangsung. Seperti untuk selalu memakai masker, menjaga jarak, dan estimasi waktu pelaksanaan. Kemudian kita diajak ke halaman samping Museum untuk melihat koleksi arca Dewa-Dewi Hindu yang ada di museum Sonobudoyo. Sebagai pengantar, edukator mulai menjelaskan tentang pengetahuan dasar terkait Museum Sonobudoyo.

Dilanjut dengan definisi singkat tentang apa itu arca. Yaitu patung yang dibuat dengan tujuan sebagai media pemujaan terhadap Dewa-Dewi. Kemudian, kita diajak untuk berlatih mengidentifikasi arca. Edukator mengumpakan Ketika kita sedang berjalan-jalan di hutan maupun sedang berlibur di candi, dan menemukan arca atau melihat arca, kita tidak akan bingung lagi. Arca siapakah itu? Apakah Dewa atau Dewi? Dibuat pada abad keberapa?

Langkah pertama dalam mengidentifikasi arca yaitu dengan melihat bagian kepalanya. Jika mempunyai 4 wajah yang menghadap keempat penjuru mata angin, bisa dipastikan itu adalah Brahma, jika kepalanya berbentuk gajah maka itu arca Ganesha. Dan seterusnya, yang penting kita mempunyai pengetahuan dasar tentang ciri khas masing-masing Dewa-Dewi Hindu, baik itu Wihsnu, Shiwa, maupun Laksmi. Kedua, dilihat dari sandarannya (prabamandala) apabila arca tersebut mempunyai sirascakra (pola bundar melingkar dibelakang kepala) otomatis arca tersebut adalah arca Dewa atau Dewi. Untuk menentukan apakah suatu arca itu Dewa atau Dewi, kita lihat dadanya. Apabila buah dadanya membusung berarti itu Dewi, apabila dadanya tidak membusung berarti itu Dewa.

Ketika ditemukan, arca tidak selalu lengkap bentuknya. Terkadang ada bagian tubuh arca tersebut yang hilang. Apabila kepalanya, kita bisa melihat senjata atau benda yang dibawa oleh arca tersebut, atau bisa juga dilihat dari sikap tangannya (mudra), dan arca tersebut berdiri diatas apa. Kembali lagi, sebelumnya kita harus memiliki pengetahuan dasar tentang ciri khas dari masing-masing Dewa-Dewi Hindu.

Biasanya, kapasitas peserta tiap tour adalah 20 orang. Namun, terkadang ada peserta yang tidak hadir dan tidak memberikan informasi lanjut. Sehingga, sangat jarang ditemukan kapasitas peserta terpenuhi 20 orang. Pada tour di Museum Sonobudoyo I ini, terdapat 13 peserta yang terdiri dari berbagai usia. Yang tentunya memiliki ketertarikan yang sama terhadap sejarah dan kebudayaan.

Dokpri
Dokpri

Hafsari, mahasiswa ilmu perpustakaan yang mengikuti tour ini mengatakan bahwa ketertarikannya mengikuti Jogja Walking Tour karena dulu pernah ke Museum Sonobudoyo dan sekarang ingin bernostalgia. Ia juga mengatakan setelah mengikuti rangkaian tour mengenal arca ini, pengetahuan akan arca dan kebudayaan Indonesia semakin bertambah.

Ibu Astrid yang berprofesi sebagai freelancer juga tertarik mengikuti Jogja Walking Tour ini karena beliau memang suka dengan museum dan ingin mendapat pengetahuan lebih tentang arca. Juga waktu yang disediakan Jogja Walking Tour ini fleksibel. Ia juga menambahkan, ketika beliau berwisata ke museum, jarang ada tour guide yang akan menjelaskan objek di museum tersebut. Kita hanya bisa membaca melalui tulisan yang biasanya disediakan untuk menerangkan objek tersebut. Setelah mengikuti rangkaian penjelasan dari edukator, pengetahuannya tentang arca semakin meningkat, mulai dari mengetahui perbedaan arca, zaman-zaman pembuatan arca, dan bagaimana cara mengenali arca. Sebelum mengikuti Jogja Walking Tour ini, ibaratnya pengetahuan beliau tentang arca hanya 10 dari range 1-100, setelah mengikuti tour menjadi 50. Kebetulan, ibu Astrid juga mempunyai teman yang sudah sering mengikuti Jogja Walking Tour, sehingga beliau mengetahui Jogja Walking Tour ini dari temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun