Mohon tunggu...
AJENG AYUNINGDYAS
AJENG AYUNINGDYAS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang

Suka menulis, menyanyi, and moreeee~~~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa FBS UNNES Adakan Pengabdian Masyarakat di Desa Sekaran: Santri TPQ Baitussolihin Semangat Belajar Huruf Hijaiyah, Doa, dan Tajwid

1 November 2024   14:39 Diperbarui: 1 November 2024   15:04 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. Antusiasme Santri

Sekaran, Gunungpati---Sebagai bentuk kontribusi mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, lima mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) sukses menggelar program pengabdian masyarakat di Desa Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Jawa Tengah pada Hari Rabu, tanggal 23 Oktober 2024 Pukul 18.00-18.45 WIB. Bertempat di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Baitussolihin yang berlokasi di Masjid Baitussolihin, kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini mendapat respons antusias dari sekitar 35 hingga 40 santri yang rutin belajar di sana. Lima mahasiswa yang bertugas yaitu Ajeng Ayuningdyas, Mega Wahyuningrum, Laksmana Pujiatmoko, Tri Widiyanto, dan M Farell.

Program ini dirancang untuk memperkuat pemahaman dasar agama anak-anak Desa Sekaran, mencakup pembelajaran huruf hijaiyah, doa sehari-hari, dan tajwid melalui wacana poster. Sebelum pelaksanaan, mahasiswa terlebih dahulu melakukan observasi guna menyesuaikan materi dengan kebutuhan para santri. Kegiatan ini disambut hangat oleh para pengurus TPQ serta warga setempat yang berharap inisiatif serupa dapat terus dilakukan di masa mendatang.

Pengenalan Huruf Hijaiyah dan Doa Sehari-hari dengan Media Visual yang Interaktif

Salah satu inovasi mahasiswa dalam pengajaran adalah penggunaan poster warna-warni yang memuat huruf hijaiyah. Poster ini ditempel di dinding masjid agar anak-anak dapat dengan mudah mengenali bentuk dan bunyi setiap huruf. "Poster ini bukan hanya membantu santri mengingat huruf hijaiyah, tetapi juga menambah semangat belajar mereka," ujar salah satu mahasiswa.

Selain pengenalan huruf hijaiyah, para mahasiswa juga membimbing santri untuk menghafal doa-doa harian, seperti doa sebelum dan sesudah makan, doa ketika masuk dan keluar rumah, hingga doa menjelang tidur. Dengan cara pembelajaran yang interaktif, anak-anak diajak mengulang doa bersama-sama agar lebih mudah diingat.

Pembelajaran Tajwid Melalui Metode Kuiz yang Seru

Pada sesi tajwid, mahasiswa memberikan penjelasan mengenai aturan dasar membaca Al-Qur'an dengan benar, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Mereka juga menciptakan kuis tajwid di akhir sesi untuk menguji pemahaman santri. Permainan kuis ini terbukti efektif dalam meningkatkan minat belajar, dengan banyak santri yang antusias berpartisipasi dan berlomba menjawab pertanyaan seputar tajwid.

Pendekatan Interaktif dan Tanya Jawab Meningkatkan Antusiasme Santri

Pengajaran dilakukan dengan metode interaktif di mana santri terlibat langsung dalam proses belajar, mulai dari mengulang doa bersama, membaca huruf hijaiyah dengan suara lantang, hingga tanya jawab seputar tajwid. Setiap santri diberi kesempatan untuk bertanya, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan partisipatif. Keceriaan terpancar dari wajah santri, terutama saat mengikuti kuis tajwid di akhir sesi yang penuh canda dan semangat.

Salah satu pengurus TPQ Baitussolihin, Syaiful Huda, turut mengapresiasi kegiatan pengabdian ini. "Kami sangat berterima kasih kepada para mahasiswa yang telah bersedia berbagi ilmu. Poster huruf hijaiyah ini sangat bermanfaat bagi santri kami. Semoga menjadi amal jariyah untuk kalian semua," ungkapnya saat mahasiswa menyerahkan produk poster tersebut.

Gambar. Penyerahan Poster Kepada Pengurus
Gambar. Penyerahan Poster Kepada Pengurus

Mendorong Semangat Anak-anak Desa Sekaran untuk Mendalami Agama

Melalui kegiatan ini, diharapkan anak-anak Desa Sekaran tidak hanya memahami dasar-dasar agama, tetapi juga terdorong untuk mendalami ilmu agama lebih lanjut. Para mahasiswa juga berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya di Desa Sekaran, tetapi juga di desa-desa lain di sekitarnya. Dengan kontribusi kecil ini, para mahasiswa FBS Unnes menunjukkan bahwa peran aktif pemuda dalam pendidikan agama dapat memberikan dampak positif bagi generasi penerus di desa-desa terpencil.

Kegiatan ini membuktikan bahwa pengabdian masyarakat bukan sekadar memenuhi kewajiban akademis, tetapi juga menjadi sarana berbagi ilmu dan menumbuhkan semangat belajar bagi anak-anak di pelosok negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun