Masyarakat Indonesia mungkin sudah tak asing lagi jika mendengar nama Tere Liye. Tere Liye merupakan seorang penulis yang selalu hadir dengan karya-karyanya yang memiliki sejuta makna kehidupan. Meskipun banyak novel Tere Liye merupakan novel popular tapi kejayaan novel-novelnya seakan tidak tergerus oleh waktu sama seperti halnya novel Tere Liye yang berjudul Tentang Kamu. Novel Tentang Kamu di terbitkan oleh Republika Penerbit pada oktober 2016 lalu.
Tentang kamu, mungkin dari judulnya banyak yang mengira novel Tere Liye ini akan bertemakan tentang kisah asmara. Namun, siapa sangka novel Tere Liye ini justru membuat kisah asrama menjadi hal yang tidak dominan. Kisah asmara justru hanya menjadi bumbu pemanis untuk mewarnai kisah hidup sang tokoh ketika muda. Novel ini bertemakan tentang perjuangan. Perjuangan sang tokoh menjalani masa lalunya yang gelap dan penuh liku. Sang tokoh yang dimaksudkan adalah seorang wanita yang berasal keluarga miskin dari sebuah pulau kecil di Sumatera. Wanita itu adalah Sri Ningsih.
Novel ini bercerita tentang ketegaran Sri Ningsih. Salah satunya tergambar dalam dialog "Aku tidak akan menangis sedih karena semua berakhir, aku akan tersenyum bahagia karena semua hal itu pernah tejadi." (411-412)
Novel ini menceritakan bagaimana tokoh Zaman sebagai pengacara muda dari firma hukum London Thompson & CO menelusuri kehidupan klien yaitu Sri Ningsih dari masa kecil hingga akhir hayat guna menemukan ahli waris dari banyaknya warisan yang di tinggalkan oleh Sri Ningsih. Menelusuri kehidupan Sri Ningsih bukanlah hal yang mudah dilakukan mengingat peliknya masa lalu yang Sri Ningsih punya dan sedikitnya petunjuk yang Sri Ningsih tinggalkan untuk Zaman.
Namun keberhasilan Zaman dalam melaksanakan tugasnya menjadi akhir yang indah dari kisah masa lalu kelam Sri Ningsih dalam masa perjuangannya. Novel Tentang Kamu ini sangat menakjubkan karena menceritakan perjuangan yang tak kenal lelah dari sang tokoh Sri Ningsih yang berbuah manis. Selain bertemakan tentang perjuangan yang mengagumkan dari sang tokoh. Novel ini juga mengajarkan tentang ketulusan cinta, penerimaan takdir, banyak ilmu hukum dan masalah ekonomi.
Tere liye berhasil menyulam jalan ceritanya dengan rapi. Alur campuran tampak padu melalui kisah flashback Sri Ningsih dari diary miliknya yang diselidiki oleh Zaman. Alur maju tampak dari Zaman yang mencoba memecahkan misteri kehidupan Sri Ningsih dengan mengikuti petunjuk buku diary. Alur mundur tampak dari kembali diulasnya cerita-cerita diary sri ningsih yang menceritakan kejadian semasa hidupnya dahulu.
Novel ini berawal dari Zaman yang mendapat tugas menangani kasus harta warisan klien yang meninggal di paris yang beralur maju tampak dalam dialog, "Zaman mendengarkan dengan saksama setiap kata. Dia tidak akan dipanggil pagi buta hari Sabtu ke kantor jika ini tidak mendesak, ....." (hal 10)Â
Penelusuran pertama berawal dari panti jompo yang merupakan tempat Sri Ningsih menghembuskan napas terakhirnya di Paris terdapat dalam dialog, "........ bergegaslah, pesawat jet telah menunggumu di bandara, kamu harus segera ke Paris, mengunjungi panti jompo ......." (hal 15). Dari panti jompo inilah Zaman mendapatkan diary milik Sri Ningsih yang berisikan lima juz makna kehidupan.
Juz pertama makna kesabaran. Tere liye mulai menggiring para pembaca untuk kembali pada kisah masa kecil Sri Ningsih yang penuh dengan keharuan. Juz pertama terjadi di Pulau Bungin, Sumbawa. Kisah Sri Ningsih yang hidup tanpa ibu kandung dan ayahnya yang menghilang ketika melaut menyebabkan Sri Ningsih harus hidup dengan tekanan dari ibu tirinya. Hingga suatu waktu kebakaran melalap rumah Sri Ningsih. Nyawa ibu tiri Sri Ningsih dan adiknya terancam. Namun, Sri Ningsih membalasnya kejahatan ibu tirinya dengan rela mati demi adik dan ibu tirinya. Namun, nahas justru ibu tiri Sri Ningsih yang meregang nyawa terlalap api. Kejadian itu ditunjukan dalam dialog, "Apakah sabar memiliki batasan? Aku tahu jawabannya sekarang. Ketika kebencian, dendam sekumat sebesar apapun akan luruh oleh rasa sabar " (hal 46)
Setelah berhasil menelusuri kehidupan Sri Ningsih di juz pertama. Cerita kembali berjalan maju dan akhirnya mudur lagi pada diary Sri Ningsih di juz kedua makna persahabatan. Cerita ini bermula ketika akhirnya Sri Ningsih pindah ke salah satu madrasah di Surakarta bersama adiknya ketika Sri mulai beranjak remaja.Â
Sri Ningsih menjalin persahabatan dengan dua orang kawannya. Juz ini menjadi juz yang sangat berpengaruh besar bagi kehidupan Sri Ningsih selanjutnya. Saat itu muncullah pengkhianatan dari salah seorang sahabatnya dan kisah pembantaian PKI. Dalam juz ini tampak Sri Ningsih memaafkan semua bentuk kedengkian yang menghardiknya. Ketabahan hati Sri Ningsih ini tampak dalam dialog, "Baginya, hingga kapan pun, Mbak Lastri adalah sahabat terbaiknya. Terlepas dari pilihan politik, rasa dengki, apa pun itu, Mbak Lastri adalah sahabatnya ......" (hal 199)