Mohon tunggu...
Ajeng DwiayuSaputri
Ajeng DwiayuSaputri Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 1 PADALARANG

XII MIPA 3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik dan Saran Novel "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"

11 Maret 2021   21:54 Diperbarui: 11 Maret 2021   21:58 9351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kritik:

Bahasa yang digunakan dalam novel ini  cukup puitis, penggunaan bahasanya sangat tepat sehingga mampu menyentuh hati dan membuat imajinasi muncul ketika membacanya. Meski ada beberapa gaya bahasa yang mungkin akan sulit dipahami bagi kaum awam. Bahasa percakapan dalam novel ini bersifat narasi dan dialog, sehingga ketika membacanya tidak memberikan efek jenuh atau kebosanan, malah terlihat sangat bervariatif, segar, dan menarik.

Akhirnya karya Tere Liye ini memberikan pemahaman kepada kita khususnya remaja saat ini, bahwa cinta itu tak pernah mengenal usia dan butuh  sebuah kejujuran. Kita tidak boleh membenci orang yang telah membuat kita jatuh cinta kepadanya meskipun kita telah tersakiti.

Saran:

Sebaiknya pengarang menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh pembaca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun